Dahyun pt. 1

57 13 100
                                    

"Tolonglah, Jangan Dia"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tolonglah, Jangan Dia"

_______________________________

by : @jirin5152

Aku menopang dagu, masih menatap dosenku dengan malas. Kuketuk layar tipis di atas buku dua kali, kemudian sepersekian detik setelah itu layar hitam berubah terang, memperlihatkan wallpaper suami masa depanku, ahh Mas Hero Fiennes—ku...

Sejenak memandangi wallpaper lockscreen ponselku penuh damba, lantas angka di bagian atas layar membuyarkan kehaluanku begitu saja. 14.45...

Aku memutar bola mata jengah bersamaan dengan ujung telunjukku menekan tombol 'power' di sisi ponsel. "Dasar, tukang ngaret," gumamku sepelan mungkin, meski sebenarnya aku ingin meneriakkan caci makiku pada wanita paruh baya di depan sana. Bagaimana tidak?? Dia mengorupsi 15 menit waktu kebebasanku!!

Ku edarkan pandangan dengan bosan, tepatnya ke arah buku tulis teman-teman sekelasku, rajin sekali. Lalu ketika aku membandingkan dengan buku tulis milikku yang masih setia kosong, bersih, tak tersentuh catatan sedikitpun kecuali namaku sendiri di bagian ujung, aku hanya mengendikkan bahu. Masa bodoh lah.

Beberapa saat kemudian, kalimat yang seolah panggilan dari surga itu terucap olehnya, "Terima kasih. Saya rasa materi ini cukup," lantas beliau berjalan meninggalkan ruangan.

Bahagianya...

Aku buru-buru mematikan alat perekam yang selalu kuletakkan di ujung meja, lantas memasukkan ke dalam tas ransel.

'kriett—' 'DAGG!'

Dengan begitu bar-bar aku berdiri dari bangku, yang seketika mendapatkan tatapan aneh dari teman-teman sekelas. Namun langkahku terhenti ketika seseorang menahan lengan kiriku, membuatku seketika menoleh.

"Buru-buru amat Lo kaya dikejar malaikat maut," Dahinya mengerut, namun tidak menurunkan kadar ketampanan sahabatku ini.

Aku tersenyum lebar, lantas kuelus pipinya pelan, oh ya, jangan lupakan tatapan genitku juga. "Abang~... Dubu banyak urusan... Maaf hari ini gabisa nemerin abang dulu yaa~ Aku tau Abang pasti kangen sama Dub—"

"Najis anjir" Ia menghempaskan tanganku begitu saja. Aku terkekeh, kemudian tangan yang tadinya kugunakan untuk mengelus pipinya, kini menoyor wajahnya. "Gue juga najis, lol."

"Udah. Udah. Minggir! Gue sibuk"

"Dih orang kaya Lo bisa sibuk?" Mengajak berkelahi memang. Apa dia kira agendaku tidak padat?

"Heh!" Ujarku ngegas. "Obrolan kita barusan nyita 3 menit waktu rebahan gue, ngerti nggak lo?". Dia malah nyengir, memperlihatkan senyumnya yang manis.

"Cie Kita" Lucas menoel pipiku, dengan matanya yang berkedip seakan mau menggodaku. Padahal nyatanya ia malah seperti orang kelilipan.

"Gajelas banget. Jauhin tangan lo dari wajah imut dan tak berdosa bak malaikat gue, bisa ternodai nanti" Dan Lucas hanya tertawa. Lalu kembali menarik lengan kausku. "Gaada pulang-pulang. Yang bener aja Lo mau pulang. Abis ini ada rapat buat bahas seminar"

CCS UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang