Somi Part 2

82 21 159
                                    

Pangeran Medit - Married

Written by Luluale_
Senin, 12 Oktober 2020



Gangnam, Musim Semi, Februari 2030


Suasana mansion keluarga Seo sekarang ramai karena kami sedang berkumpul bersama di ruang keluarga. Kurang satu anggota karena Heejin tidak ada di rumah.

Aku pun jadi kepikiran, ke mana perginya Heejin. Sempat aku bertanya kepada mereka, yang menjawab adalah Kak Renjun. Katanya Heejin sedang melanjutkan study di luar negeri, tapi kenapa dia tidak memberitahuku? Padahal aku ini saudaranya yang terbilang dekat. Kucoba untuk menghubunginya, ponselnya pun tidak aktif. Sungguh, aku sangat khawatir.

“Somi kenapa dari tadi diam terus?” tanya Bunda Wendy yang kini mengusap suraiku lembut.

“Iya biasanya ngajak ribut mulu lo,” sahut Siyeon yang langsung kubalas dengan pelototan tajam membuat gadis itu terkekeh pelan.

Mau bicara pun rasanya percuma karena pasti seluruh keluarga akan mengejekku berlebihan. Memang Heejin perginya sudah lama sekali, tetapi aku masih tetap memikirkannya karena hatiku berkata lain.

Good afternoon everybody!”

Suara seseorang dari arah pintu membuat kami sontak menoleh.

“Haechan! Long time no see!” teriak daddy.

Kulihat Haechan berjalan dan mendekati daddy juga Kak Renjun. Mereka be-high five.

“Lancar, Chan?”

Haechan mengangguk sambil mengacungkan ibu jarinya, “Lancar, dong.”

“Gimana kabarnya om? Tante? Renjun dan saudara semua?” tanya Haechan yang kini sudah duduk manis di samping daddy.

“Baik, kamu sendiri gimana?” tanya bunda.

“Selalu baik, tante.”

Tatapan kami bertemu, tapi aku langsung mengalihkan pandangan darinya. Mood-ku benar-benar buruk hari ini.

“Ini mau ditaruh di mana?”

Asisten rumah tanggaku membawa dua bingkisan di tangannya.

“Oh, taruh di situ aja, Bi!” perintah Haechan sembari menunjuk meja di samping Ryujin.

“Wow! Apa itu?” Siyeon langsung berpindah tempat duduk mendekati Ryujin.

“Oleh-oleh buat kalian,” ucap Haechan.

“Ryu, buka-buka!” Siyeon menepuk bahu Ryujin.

Tak menunggu lama, Ryujin mengambil dua  benda berkilauan dari bingkisan itu. Satunya ia berikan kepada Siyeon.

“Ih, mug cantik.” Siyeon terkagum-kagum.

Ryujin menoleh ke arah Haechan sambil menunjukkan mug itu, “Mau gue bantu jualin nggak?”

Haechan mengibaskan tangannya, “Nggak usah, lo nggak berbakat jualan mug mewah kayak gitu. Udah cocoknya jualan masker aja.”

Ryujin berdecak kesal karena jawaban Haechan.

“Makasih, ya, Haechan. Baik banget kamu,” kata Bunda Wendy sambil tersenyum.

“Jadi, om sama tante ngasih restu buat Haechan sama Somi, ‘kan?”

Ucapan Haechan mengundang tawa semua saudaraku.

Aku melotot kecil, ingin rasanya menyumpal mulut Haechan itu. Kan bicara bisa di saat saudaraku tidak ada.

CCS UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang