Yeji Part.1

142 25 81
                                    

Missing & Beginning
Written by : ryananananaaaa
Sabtu, 3 Oktober 2020

Spring, 2028
Seminggu yang lalu, tangis dan teriakan sanak keluarga memenuhi ruangan penghormatan terakhir seseorang yang telah dijemput oleh Tuhannya.

Tapi ada satu hal yang menarik mata para pelayat yaitu cewe yang duduk bersandar tembok dengan pakaian khas orang berkabung. Dia tidak menampakkan sedikitpun raut wajah sedih, yang terpatri rapi di wajahnya hanyalah raut wajah datar dan tatapan yang terkesan dingin.

”wah lihatlah muka anak ini, kenapa kamu bisa memperlihatkan ekspresi itu di suasana seperti ini? kamu bahkan tidak menangis saat nenekmu itu menghembuskan nafas terakhirnya di depanmu.” Kata lelaki yang notabene adalah pamannya.

Ohh, kau pasti senang ya nenekmu meninggal dengan begitu kamu bisa menikmati harta nenekmu dengan leluasa, benarkan yeji?” lanjutnya tidak lupa dengan smirk yang menurut yeji menjijikkan.

Yeji hanya menatap datar ke arah pamannya tersebut tanpa ada niatan untuk menjawab.

“hei, anak nakal! Dimana sopan santunmu hah?! Pamanmu berbicara kepadamu” istri si paman ikut bicara. "Ah iya aku lupa. Kamu kan hanya anak buangan jadi ngga ada yg ngajarin sopan santun" lanjutnya

“maaf, saya memang nakal tetapi saya masih tau etika. Saya tidak menjawab karena hanya orang tidak beretikalah yang memancing keributan di rumah duka.” Jawab yeji dengan tenang dan tentu ekspresi datar yang tercetak jelas di wajahnya.

                                    /./
                                   
Mungkin kalau dilihat dari luar, yeji memang seperti tidak merasakan kesedihan atas kepergian sang nenek tetapi sebenarnya kebalikannya lah yang saat ini dia rasakan. Dunianya seakan-akan hancur saat orang yang merawatnya dari kecil, orang yang berperan sebagai orang tua,dan orang yang selalu ada disisinya tiba-tiba meninggalkan dia karena penyakit yang selama hidupnya ia tutup-tutupi dari cucunya itu.

Yeji sangat sedih, sampai air mata pun tidak bisa keluar dari mata indahnya itu.

Dan tentang orang tuanya, Yeji tidak ingin bicara tentang itu. Tidak untuk sekarang.

Tek…tek…tek..tek
Jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Tetapi yeji masih betah diposisinya duduk di depan layar computer dari 5 jam yang lalu dengan jari-jemari yang terus bergerak seakan-akan sedang menari di atas keyboard. Jika dulu ada sang nenek yang memarahinya jika bermain komputer sampai larut malam maka sekarang tidak ada lagi.

Yeji sekarang tinggal sendiri di rumah minimalis yang dibelikan diam-diam oleh neneknya. Iya, sekarang yeji tidak tinggal di rumah neneknya lagi. Yeji diusir pamannya sehari setelah acara pemakaman dilaksanakan.

Yeji POV
kesepian. Mungkin itu yang kalian pikirin pas tau kondisi gue sekarang. Well, itu ngga sepenuhnya salah. Tapi gue juga ngga terlalu mempermasalahkan hal itu karena sepi dan kesepian itu udah jadi bagian dari hidup gue. Bedanya cuma dua, hal itu semakin lekat di hidup gue sejak nenek gue pergi.

Tentang nenek gue, nenek gue emang udah pergi tapi gue masih ngerasa kalo nenek gue selalu ada di samping gue. Ya emang seberarti itu sih nenek bagi gue.

Gue heran aja kenapa bisa ada orang kek nenek. dia manusia tapi sometimes gue mikir kalo nenek gue itu sebenernya cenayang. dia tau kalo gue bakal diusir dari rumahnya dan dia tau kalo gue di DO dari sekolah padahal gue belum bilang.

CCS UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang