Happy Reading~
😆😆😆
Kalau ada yang typo beritahu aku yah~Malam hari, di kerajaan Yoktaken. Ada seorang penyihir yang menggunakan tudung dan ia berada di atas tempat penyimpanan harta kerajaan itu.
Dilihat, ia menggunakan sihir Grimoire elemen tanah. Ia mengubah tempat pijakan itu menjadi pasir lalu ia berhasil masuk ke dalam tempat harta kerajaan.
"Di saat ada harta.... Pasti akan terambil, oleh Sukte Sang Pasir Ambruk," ucap Sukte yang berhasil mencuri harta tersebut.
-----
Pagi hari yang cerah di sekolah sihir Rodesnia. Diana sedang melatih Takeda untuk pertunjukan Grimoire yang akan datang. Saat Takeda dilatih, gerakan tubuhnya sangat kaku dan itu membuat semuanya sia-sia.
"Aku ceroboh, sampai lupa kalau ada pertunjukan," gumam Diana. "Pertunjukan?" ucap Takeda yang bingung.
Acara pertunjukan Grimoire biasanya diadakan pertahun sekali untuk murid-murid kelas 2, pertunjukan itu mempersilahkan penggunaan Grimoire untuk menggunakan sihirnya dalam bidang seni dan kehebatan. Lalu dengan mudahnya Takeda menolak dan tidak peduli dengan acara tersebut. Diana yang tidak ingin dilecehkan, menganggap Takeda bisa memberikan pertunjukkan yang sangat memukau.
Takeda belakangan ini mempunyai teknik baru, ialah teknik mencuci pakaian dalam Diana yang cukup imut dan di saat itu Takeda sangat bangga dengan teknik barunya yang bisa mencuci pakaian dalam tuannya.
"Tuanku ini~ sangat bergaya di tempat yang tertutup~" ucap Takeda sembari memegang pakaian dalam Diana. Diana yang mendengar hal itu langsung menyiapkan pecut kudanya dan memukul Takeda menggunakan alat itu.
-----
"Itu tadi bohong, bohong! Hanya bercanda!" teriak Takeda lalu ia menabrak pedangnya. Diana melihat pedangnya Takeda, ia menyarankan Takeda saat pertunjukan menggunakan pedangnya. Namun, Takeda menyangkalnya sebab saat di kediaman Bible. Ia sama sekali tidak bisa mengayunkan pedangnya.
Diana sedikit kecewa dengan kenyataan tersebut. "Yah, sepertinya sewaktu saat lawan Ethan cuma kebetulan saja," ucap Takeda. Namun, Diana tetap bernafas lega saat Takeda tidak bisa mengayunkan pedangnya pada hari itu. Tetapi, Diana merasa aneh karena Grimoire-nya sudah berbuat salah harusnya penggunanya terkena hukuman sendiri, saat itu Diana tidak terkena hukumannya.
"Untuk sekarang tidak ada waktu lagi. Sampai aku kembali dari jam pelajaran, cobalah kaupikirkan sesuatu," ucap Diana dan pergi meninggalkan Takeda.
-----
Beberapa saat kemudian, Takeda sedang berlatih menggunakan pedang. Namun, saat murid-murid melewatinya yang di lihat murid itu Takeda sedang menari aneh. Untuk sementara waktu Takeda istirahat dan meminta Fang untuk melakukan sesuatu kepadanya. "Semangat saja, kawan! Aku sudah lama tidak digunakan dan untuk saat ini aku hanya pedang tua yang berkarat," jelas Fang agar Takeda mengerti dengan kekurangannya.
Alisha yang melihat Takeda sedang tertidur di lapangan, ia membangunkan Takeda. Lalu Takeda terkejut saat yang membangunkannya ialah Alisha. Di saat itu juga, Takeda teringat kecupan dari Alisha kemarin malam.
"Takeda berlatih untuk pertunjukan?" tanya Alisha.
"Iyah, benar itu. Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Takeda.
"Semua anak kelas dua berlatih dengan keras untuk ini. Tahun ini spesial, Putri Elsa akan datang menyaksikan pertunjukan ini!" jelas Alisha.
Di ruang kepala sekolah, Mostima sedang meberi penjelasan tentang pertunjukan Grimoire, serta susunan kursi dan makan malam semuanya sudah diatur olehnya.
Di bawah Mostima terlihat Grimoire kepala sekolah yang sedang mengintip Mostima. Ia yang mengetahui keberadaan Grimoire itu, ia mencoba untuk menginjaknya namun ia melesat.
"Oh, tadi hampir ya, Matsunir. Beri tahu aku, hari ini warna apa?" bisik kepala sekolah kepada Grimoire-nya. Namun, Matsunir tidak bisa melihat warnanya karena terlalu tertutup. Mostima melihat kepala sekolah yang tidak fokus pada kerjaannya membuat ia sangat kesal, lalu ia memukul kepala sekolah agar bisa lebih fokus.
-----
Takeda dan Alisha sedang keliling halaman sekolah, Takeda melihat banyak murid-murid yang sedang berlatih dengan Grimoire-nya masing-masing. Ia melihat Leizi sedang menari menggunakan api, Ethan yang sedang membuat Valkyrie dan Istina yang hanya membaca buku saja.
Takeda sangat terpukau saat ia melihat betapa beragam-ragam Grimoire serta sihir penggunanya.
Lalu Alisha kembali menjelaskan Putri Elsa adalah simbol dari rakyatnya semenjak raja meninggal dunia. Putri Elsa sangat terkenal bagi rakyatnya.
"Kami juga harus mempersiapkan untuk kedatangannya. Permisi," ucap Alisha yang ingin pergi, namun sebelum ia pergi. Ia memegang tangan Takeda dan memberikan semangat untuknya di pertunjukan nanti yang akan datang.
-----
Di ruang penyimpanan harta kerajaan Landorin, harta itu tersimpan di dalam sekolah sihir Rodesnia.
Di tempat itu terlihat, Guru Ifrit sedang memerintahkan prajurit untuk memperketat penjagaan di waktu pertunjukan. Tidak lama kemudian, datang Mostima yang menyarankan Guru Ifrit memakai penjaga kerajaan untuk menjaga gerbang sekolah.
Namun, Guru Ifrit memberi tahu kalau tempat ini tidak mempunyai cukup penjaga karena kunjungan mendadak dari Putri Elsa.
"Tapi kudengar Sukte Sang Pasir Ambruk sedang mengincar ruang harta karun...." ucap Mostima.
"Yah, tak kukira akan ada pencuri yang datang kalau melihat penjaga kerajaan ada di mana-mana. Lagi pula, pintu ini tidak akan bisa dibuka oleh penyihir Grimoire tingkatan Triline sekalipun. Apalagi bangsawan sekolah mengerahkan semua kemampuan untuk pertunjukan," jelas Guru Ifrit. Mostima membalas penjelasan itu dengan senyuman manisnya.
-----
Hari yang cerah untuk kedatangan Putri Elsa ke sekolah sihir Rodesnia.
"Kerajaan Landorin, ratu kerajaan kita, Putri Elsa, telah tiba!" seru prajurit yang menyambut kedatangan Putri Elsa.
Semua murid-murid berkumpul di halaman gerbang sekolah, mereka semua menyaksikan kedatangan Putri Elsa yang sangat anggun nan cantik.
"Dia Ratu Landorin? Aku lebih cantik darinya, kan?" tanya Leizi ke Istina yang berada disampingnya.
"Entah, tidak tahu," jawab Istina sembari membaca buku.
Saat Takeda melihat Diana, Diana terlihat sangat gembira atas kedatangan Putri Elsa.
"Aku minta maaf karena permintaanku yang mendadak ini, Mr. Joan," ucap Putri Elsa sembari menghampiri Guru-guru dari sekolah sihir Rodesnia.
"Tidak juga, semua murid sudah menunggu kedatangan anda," balas kepala sekolah sembari berlutut hormat.
Putri Elsa datang ke sekolah untuk melihat murid tahun ajaran ini dengan matanya sendiri. Dengan kata lain ini semua adalah kemauannya sendiri.
-----
Malam hari, di kamar Diana. Takeda kembali berlatih menggunakan pedangnya, namun yang ia tampilkan hanya gerakan yang sangat kaku dan itu sangat jelek jika di nilai dalam seni.
"Apanya yang teknik berpedang? Apa kau sudah serius?" tanya Diana dengan nada emosi.
Takeda merasa mustahil mempelajari sesuatu hanya dengan satu hari saja. Lalu, Takeda kembali lagi menyarankan bakat mencuci pakaian dalam pada Diana. Seperti biasa, Diana kembali emosi saat disarankan Takeda hal seperti itu.
Dari pintu terdengar suara orang yang sedang mengetuk pintu. Lantas, Takeda membuka pintu itu.
Saat pintu itu dibuka, terlihat seseorang yang menggunakan tudung. "Lama tak jumpa.... Diana Vermelion!" ucap orang itu sembari memeluk Diana. Lalu orang yang memeluk Diana itu ialah Putri Elsa.
Yossshhhh!!! Sudahi sampai sini dulu aja yah~
Jangan lupa loh di Vote sama komen kalau bisa kritik yah jika ada kesalahan!
Tunggu chapter selanjutnya!
See you again!
KAMU SEDANG MEMBACA
"Destiny of Light and Darkness Magic" {End}
FantasyGenre : Fantasi, Adventure, Romance, School, Magic, Comedy. ------- Cerita berlatar Sekolah Sihir Rodesnia yang di mana setiap muridnya akan berlatih sihir sampai mereka mendapatkan Buku Sihir Grimoire mereka sendiri. Karakter utama di dalam cerita...