Happy Reading!!!
📖📖📖Diana dan Takeda telah menyelesaikan misi dari tuan putri. Bangsawan yang meresahkan warga itu ternyata Berune. Berune jabatan pemungut pajak dilepas lalu jabatan itu diberikan ke bangsawan yang lebih dermawan.
Setelah bebas dari misi, Diana dan Takeda kembali ke sekolah untuk beristirahat. Di sekolah itu ternyata sedang liburan musim panas dan semua muridnya kembali ke kampung halamannya atau pergi perjalanan. Lantas saja sekolah itu menjadi sangat sepi, hanya ada beberapa murid yang memilih untuk tetap di sekolah.
Dari jauh, Leizi bersama Istina sedang ingin menaiki kereta kuda, sebelum itu Leizi menyapa Diana yang baru pulang menggunakan kudanya.
"Diana, kukira kalian pulang ke kampung halaman, soalnya dari kemarin-kemarin tidak kelihatan," ucap Leizi.
"Kami pergi karena ada tugas kecil. Kalian mau pulang ke kampung halaman?" tanya Diana.
Leizi melihat Takeda, ia langsung memeluk Takeda. Ia sangat rindu dan ingin berkencan bersamanya. Namun, ia harus pergi ke kampung halamannya Istina.
"Dah sayang, semoga liburannya menyenangkan," ucap Leizi sembari menaiki kereta kudanya.
"Hati-hati di jalan," ucap Takeda sembari melambaikan tangannya. Di saat itu juga Takeda ditendang Diana.
"Apanya yang hati-hati, hah!" geram Diana.
-----
Di perjalanan menuju ke kampung halaman Istina, Leizi mencoba mengubah suasana agar tidak menjadi hening.
"Istina, bukankah kau senang akan pulang?" ucap Leizi. Namun, Istina hanya diam sembari membaca buku yang ia bawa.
Leizi awalnya tak tahu kalau Istina murid dari negara lain sama sepertinya. "Kenapa belajar di luar negara kamu?" tanya Leizi lagi. Istina tidak mengeluarkan kalimat apapun, ia hanya diam saja.
"Kalau aku... sebut saja aku sebagai pengganggu...," ucap Leizi yang membuat Istina melihat ke arahnya.
Leizi keluar dari sekolah-sekolah yang sebelumnya karena selalu membuat masalah. Orang tuanya saja memaksanya untuk cepat menikah. "Aku bodoh dan aku mengotori nama keluarga. Orang yang mau kunikahi saja sudah tua bangka! Seperti kakekku. Menjijikkan!" jelas Leizi.
Tiba-tiba kereta kuda yang mereka kendarai berhenti, sebab ada kakek-kakek yang ingin memberitahu kalau jalan yang akan mereka lalui di sekitar danau Sindirian banjir karena badai yang menerjang tempat itu. Kakek itu menyarankan menggunakan jalur sekitar bukit agar mereka bisa menuju ke Kerajaan Katarnia. Lalu kakek tersebut pun pergi.
-----
Di sekolah, Diana langsung menyuruh Takeda untuk mencuci pakaiannya. Setelah selesai, ia harus membersihkan kamar tempat Diana tidur. Jika Takeda terlalu lama mengerjakan semuanya, ia tidak akan dapat makan.
"Iya-iya," ucap Takeda dengan raut wajah pasrah. Lalu pergi meninggalkan Diana.
Diana sangat kesal dengan sikap Takeda kepadanya, Takeda tidak peduli siapapun yang bicara padanya, ia akan tetap sama kepadanya.
"Kenapa aku jadi jengkel? Ah, duh! Ngeselin!" gumam Diana.
Takeda sedikit jengkel namun ada bahagianya, karena ia bisa santai keluar dari kamar Diana.
Tak jauh dari tempat Takeda berada, terlihat Nearl dan Ethan sedang berkelahi. Dilihat dari raut wajahnya Nearl, ia sangat emosi. Mungkin saja ia emosi karena sifat Ethan yang sering bermain perempuan lain.
"Aku lelah dengan kalimatmu!" geram Nearl.
"Dengar, Ethan. Aku tidak punya perasaan padamu sama sekali. Aku jalan denganmu karena kau yang memohon!" jelas Nearl.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Destiny of Light and Darkness Magic" {End}
FantasyGenre : Fantasi, Adventure, Romance, School, Magic, Comedy. ------- Cerita berlatar Sekolah Sihir Rodesnia yang di mana setiap muridnya akan berlatih sihir sampai mereka mendapatkan Buku Sihir Grimoire mereka sendiri. Karakter utama di dalam cerita...