Chapter 11 : Rumah Tua

17 15 0
                                    

Di ruang mengajar, di tempat itu ada 3 orang ialah Takeda, Diana dan Leizi. Namun, Diana terlihat sangat marah karena Si Grimoire-nya Takeda sedang dimanja oleh Leizi.

"Hei, jangan memberi makan Grimoire-ku!" teriak Diana lalu memukul, menendang Takeda saking kesalnya ia terhadap Takeda.

"Mau gimana lagi? Setelah kejadian tentang pencuri kemarin, sekarang jadi tidak ada pelajaran. Tapi tetap saja ini gawat.... Kudengar Putri Elsa yang bertanggung jawab. Sekte itu bisa masuk karena semua penjagaan diperintahkan untuk Putri Elsa. Ditambah lagi, kudengar Putri Elsa datang berkunjung dengan kehendaknya sendiri," jelas Leizi yang membuat Diana kembali mengkhawatirkan keadaan Putri Elsa.

Tiba-tiba Guru Ifrit memanggil Diana dan Istina dengan nada terburu-buru untuk segera datang ke ruang kepala sekolah.

Ruang kepala sekolah, di sana semua guru sedang berkumpul begitu juga Diana dan yang lainnya.

"Kenapa kau juga di sini, Leizi?" tanya Diana.

"Sudah tidak apa, juga ini kelihatannya menarik," jawab Leizi.

Setelah mereka mengumpulkan informasi dari kota, tampaknya orang mencurigakan itu keluar masuk dari hutan ke rumah tak berpenghuni. Kepala sekolah sangat kagum atas pekerjaan Mostima yang sangat cepat.

"Dari laporan itu, aku menggambarkan ini," ucap Mostima sembari memberikan gambaran Sekte yang ia buat sendiri.

Kepala sekolah menunjukkan gambar itu kepada Diana dan yang lainnya. Lalu Diana yang sudah melihat pencuri itu langsung dari matanya sendiri, ia memberitahu kalau itu tidak salah lagi, orang yang di gambar itu ialah Sekte Sang Pasir Ambruk.

Guru Ifrit menyarankan untuk mengabarkan hal ini ke lembaga pemerintah dan meminta lembaga pasukan untuk mengirimkan beberapa tentaranya. Namun, hal itu ditolak kepala sekolah. Jika mereka menunggu lembaga pemerintah akan memakan waktu, bisa saja Sekte mengetahui rencana mereka.

Kepala sekolah mengambil kembali Gulungan sihir tersebut dan mengembalikan kehormatan sekolah yang sudah kotor karena pencuri itu.

"Yang mau jadi sukarelawan, keluarkan Grimoire kalian," ucap Kepala sekolah. Namun, guru-guru yang berada di sana tidak ada yang mengeluarkan Grimoire-nya untuk menangkap Sekte.

Diana langsung menarik Takeda dan meminta dia yang akan pergi. Semua orang termasuk Takeda yang berada di sana sangat terkejut atas keputusan Diana yang ingin menjadi sukarelawan menangkap Sekte.

Bukan hanya Diana, Leizi juga turut menjadi sukarelawan. "Hmph! Aku tidak mau kalah sama Vermelion!" ucap Leizi. Istina yang khawatir dengan mereka, ia turut membantu mereka. Diana sangat senang karena banyak yang membantunya.

Kepala sekolah menjelaskan kepada semua guru, tingkat sihir-sihir yang menjadi sukarelawan.

Istina dalam usia mudanya sudah mendapatkan gelar Quartered Magical yang di mana gelar itu ialah gelar yang sangat hebat karena bisa mengendalikan sihirnya sesuka penggunanya. Leizi dan Diana sangat terkejut saat mengetahui Istina mendapatkan gelar yang sehebat itu.

Leizi FlaBurst adalah keluarga dari leluhur kemiliteran khusus. Leizi mempunyai Grimoire api yang luar biasa. Saat kepala sekolah menjelaskan sihir Diana, ia terpatah-patah dan terlihat sedang mencari alasan yang bagus untuk Diana.

"Ms. Diana Vermelion anak kedua dari keluarga Vermelion yang mempunyai banyak penyihir hebat.... Itu, apa yah? Di masa depan, dan penuh harap... oh, iya juga! Dan kudengar Grimoire-nya adalah pendekar pedang hebat yang bisa mengalahkan anak Jendral Dranon, Ethan Dranon," jelas kepala sekolah yang awalnya membuat Diana senang berujung jengkel.

Tanpa disengaja hampir saja Guru Ifrit mengucapkan tentang Grimoire Darkness yang membuat Mostima menengok ke arahnya.

-----

Sekolah sihir sangat berharap upaya dan tugas mereka sebagaimana bangsawan. Mostima menghampiri kepala sekolah mengusulkan menjadi sukarelawan dan menemani perjalanan mereka. "Aku akan menjaga mereka," ucap Mostima sembari tersenyum.

-----

Perjalanan dimulai, mereka berlima menuju ke rumah tua tak berpenghuni karena informasi dari tim pencari melihat Sekte keluar masuk dari rumah itu.

"Sekte 'kan bisa sihir, berarti dia bangsawan, 'kan? Kenapa bangsawan jadi pencuri?" tanya Takeda.

Mostima memberitahu tidak semua penyihir itu bangsawan. Ada alasan tersendiri, banyak orang yang mencabut gelar kebangsawanannya dan menjadi rakyat jelata. Beberapa dari mereka, ada yang menjadi tentara bayaran, dan beberapa menjadi penjahat. Mostima pun sudah kehilangan gelar kebangsawanannya.

"Ms. Mostima 'kan sekretaris kepala sekolah Joan?" tanya Leizi.

"Kakek Joan tidak peduli dengan status rakyat jelata ataupun bangsawan," jawab Mostima sembari mengendarai kereta kuda.

Leizi tidak henti melontarkan pertanyaan kepada Mostima, Diana yang melihat tingkah laku Leizi menyuruhnya diam karena ia tidak sopan. Leizi bingung mengisi kekosongannya, ia melihat Takeda dan mendekatinya berupaya ingin menggodanya.

"Hei, Diana apa yang akan kamu lakukan kalau Golem itu muncul?" tanya Leizi.

"Sudah jelaskan, kuhadapi dengan sihirku...." jawab Diana. Lalu, Leizi mengejek sihir yang tidak bisa apa-apa. Diana yang tidak suka, mereka berdua pun bertengkar. Takeda yang berada di tengah mereka berdua meredakan emosi mereka karena ini bukan saatnya untuk melakukan hal seperti ini.

Leizi kembali menggoda Takeda menggunakan pedang emas yang ia bawa. Namun, Takeda menolaknya sebab ia sudah mempunyai pedangnya sendiri. Leizi terus menerus menggoda Takeda sampai Diana membuang mukanya dari mereka berdua.

"Kalau mau pedang itu, terserah kamu saja," ucap Diana sembari membuang muka. Lantas, Takeda menerima pedang itu. Di balik rambutnya Diana, di wajahnya terlihat sangat emosi karena Grimoire-nya gampang tergoda oleh orang lain.

-----

Beberapa saat kemudian, mereka berlima sudah tiba di rumah tua tersebut. Takeda ke rumah itu terlebih dahulu untuk mengeceknya dan yang lainnya bersembunyi di balik semak-semak.

"Kelihatannya kosong. Tidak ada tempat bersembunyi pula," bisik Takeda sembari mengecek rumah itu dari jendela. Ia memberitahu yang lain kalau di rumah itu tidak ada siapa-siapa.

Istina menggunakan sihirnya untuk mengecek di dalam rumah itu ada jebakan atau tidak. "Sepertinya tidak ada jebakan," ucap Istina. Lantas, ia masuk kedalam rumah tersebut dan diikuti oleh Takeda dan Leizi terkecuali Diana yang menjaga area luar. Lalu, Mostima akan berkeliling tempat itu.

Di dalam rumah, Leizi menyarankan untuk mencari petunjuk walaupun itu akan sia-sia.

"Ah, tidak ada apa-apa, Istina, Takeda, ayo pergi," keluh Leizi.

Saat Istina mengecek sekitar rumah itu, ia melihat ada kotak yang seperti mencurigakan.

"Gulungan Sihir," ucap Istina sembari membawa benda tersebut. Lantas, mereka berdua sangat terkejut saat tahu Gulungan Sihir ada di tempat itu.

Yossshhh!! Akhirnya up lagi!
Sankyu! Yang udh mau baca sampe Chapter ini!
Kalau ada kesalahan di penulisan mohon diberi tahu yah!
Bye!

Gulungan sihir itu akan digunakan oleh Diana. Diana yg tidak bisa menggunakan sihir tiba-tiba bisa menggunakan sihir karena itu gulungan.
Asal usul gulungan sihir itu siap di ceritakan untuk chapter selanjutnya ehe.

"Destiny of Light and Darkness Magic" {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang