Chapter 35 : Pencuri Di Ruang Kepala Sekolah

7 7 0
                                    

Happy Reading!!!
📖📖📖

Beberapa hari setelah kembalinya Takeda dan Diana ke sekolah sihir.

Mereka kembali ke aktivitas sekolah yang di mana saat ini sedang berlatih militer yang dipimpin oleh kapten Gisela dan wakil kapten Sagita.

Sagita memerintahkan yang lain untuk berhenti karena kedatangan Gisela.

Gisela datang untuk memberitahu kalau mereka akan melakukan latihan sihir. Untuk itu, pasukan senjata sihir membawa instruktur khusus dari Sekolah Sihir Nasional.

Instruktur yang dimaksud Gisela adalah Saphira Vermelion.

Betapa terkejutnya Diana, melihat kakaknya menjadi pelatih untuk latihan sihir.

"Saya Saphira Vermelion. Mungkin hanya sebentar, tapi mari kita lakukan sesi latihan yang nyaman." Saphira memperkenalkan dirinya kepada murid-murid.

Kemudian, Antony langsung menanyakan tentang perempuan yang di depan itu, sepertinya Antony menganggap dia orang yang anggun.

Diana senang jika kakaknya dipuji seperti itu.

~~°°~~

Di kamar Diana, ternyata Saphira tidak datang sendirian. Ia bersama dengan Frani.

Kemudian Frani menjelaskan tujuan mereka datang ke sekolah. Ratu Elsa yang kita kenal sebagai Putri Elsa, meminta bantuan kepada mereka berdua dan menyuruh Saphira melatih sihir ke murid-murid.

"Sepertinya, ada yang memberitahu beliau kalau keluarga Vermelion... berusaha untuk mengurung sang putri keduanya. Siapa ya, yang berkata begitu?" jelas Frani kepada Diana dan Takeda menunggu mereka di luar.

"Ya. Siapa, ya?" sambung Frani sembari mencubit pipi Diana.

Ratu Elsa datang menemui mereka dan meminta untuk menolong Diana. Lalu, mereka diberitahu kalau Diana sedang menjalankan perintah rahasia dari Ratu Elsa.

"Apa yang bisa kau lakukan, sihir sederhana saja kau tidak bisa, 'kan?" ucap Frani.

"Kalau itu...," lirih Diana.

Frani membiarkannya saja, palingan bukan sesuatu yang istimewa baginya.

Ini adalah kesempatan yang sangat bagus. Mulai sekarang Saphira serta Frani akan mengawasi Diana.

"Agar hal-hal aneh tidak menimpamu. Mengerti?" ucap Frani yang bermaksud untuk menyindir Takeda.

Takeda mengetahui hal itu dan ia hanya cengar-cengir saja.

"Jika kamu butuh bantuan, temui aku. Aku siap membantu adikku yang manis," pesan Saphira.

"Coba aja kalau hanya kak Saphira yang ke sekolah." Diana berkata lirih yang membuat Frani kesal dibuatnya.

Frani langsung mencubit pipinya Diana dengan raut wajah yang kesal.

~~°°~~

Malam harinya, Takeda ditugaskan Frani untuk merapikan baju bawaannya dan baju Saphira.

Bukannya merapikan, dia malahan bermain dengan pakaian tidur mereka berdua.

"Apa semua anak bangsawan memakai pakaian tidur yang cukup terbuka ini?" tanya Takeda di kamar yang gelap.

Dari pintu, terdengar suara teriakan kecil. Teriakan itu ternyata dari Alisha yang mengira Takeda adalah pencuri pakaian dalam perempuan.

Mereka berdua saling sapa, kemudian Alisha menghampirinya. Ia memberikan bantuan untuk Takeda karena ini adalah keahliannya.

"Destiny of Light and Darkness Magic" {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang