Happy Reading!!!
📖📖📖Diana di buat marah oleh Takeda, ia di ejek rata. Ia membuat sihir ledakan, padahal sudah diperingatkan oleh Guru Ifrit.
Ledakan itu mengakibatkan jalan pulang mereka tertutup oleh reruntuhan yang rusak.
Yang bisa membuat reruntuhan itu hilang hanya penyihir tanah, namun dari mereka semua yang ada di sana bukanlah penyihir tanah.
Jika diam di tempat itu percuma saja, Gisela menyarankan untuk maju melanjutkan perjalanan.
~°~
Takeda selama perjalanan itu, mencuri pandang ke Alisha. Ia melihat Alisha, seperti orang mesum dengan wajah yang memerah.
"Di kampung halamanmu, apa perempuan muda juga ikut perang?" tanya Antony yang mengejutkan Takeda.
Takeda memberitahu kalau di tempat laki-laki atau perempuan tidak ada yang ikut perang. Saat Guru Ifrit mendengar hal itu, Guru Ifrit ingin sekali mengunjungi negeranya Takeda.
"Apa Anda juga tertarik dengan seragam sekolah dari negara saya?" tanya Takeda.
"Bukan itu maksudku, aku iri terhadap negara tanpa perang," ucap Guru Ifrit.
"Bukan berarti tidak ada perang sih...." Takeda berkata lirih sembari menunduk.
Guru Ifrit ternyata tidak tahan melihat anak muda menjadi korban perang.
Gisela tak menyukai perkataan dari Guru Ifrit, tempatnya, negara ini sedang dalam peperangan. Sudah kewajiban guru untuk mengajarkan muridnya tentang membela negara.
"Jangan sembarang! Kamu berkata begitu karena kamu tidak tahu perang yang sebenarnya. Kalau kamu melihat kekejaman perang sekali saja...." Guru Ifrit menjelaskan tentang peperangan kepada Gisela.
"Apa Sensei pernah melihatnya?" tanya Takeda.
"Belum, tapi...," ucap Guru Ifrit.
"Aku sudah pernah. Desa kelahiranku diserang pasukan militer. Tapi, dari pada perang, lebih cocok disebut pembantaian," jelas Gisela.
Guru Ifrit merasa tak asing dengan kejadian yang menimpa Gisela.
Gisela menjelaskan tentang desanya kepada semuanya, 25 tahun lalu, dengan alasan mencegah pemberontakan, desanya dihancurkan. Sebenarnya, kabar itu hanyalah karangan Ansel.
Mereka menghentikan pemberontakan yang tak pernah ada, dan mendapatkan kehormatan karena keberhasilan mereka. Di balik itu, keluarga dan temannya Gisela menjadi korban dari pembantaian tak bermanusiawi itu.
Orang-orang tak bersalah pada tewas di kejadian tersebut. Hanya Gisela sendiri yang diselamatkan oleh seseorang yang mempunyai bekas luka yang cukup parah di lengan kanannya.
"Dengan kata lain, musuhku adalah...," ucap Guru Ifrit.
"Aku sudah membunuh Ansel dengan tanganku sendiri. Tapi, pelaku pembantaian desaku pasti masih hidup entah di mana. Aku ingin tahu siapa saja mereka," tekad Gisela yang sangat kuat.
Sesampainya mereka di tempat cahaya yang terang, mereka berlari menuju cahaya tersebut. Betapa terkejutnya mereka melihat rumah perpustakaan di depannya yang di atasnya terdapat lubang untuk sinar matahari.
Di sekitar perpustakaan terdapat hutan yang sangat gelap, hutan itu membuat Alisha takut dan langsung memeluk Takeda.
Dalam sekejap Takeda mengenang waktu di mana ia masih sekolah, walaupun ia tak pernah di peluk sama perempuan di masa itu.
Diana kesal melihat mereka berdua berpelukan, Diana ingin menciptakan ledakan. Namun, Gisela memerintahkan untuk tidak menggunakan sihir.
Gisela meminta Takeda untuk berjaga di area belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Destiny of Light and Darkness Magic" {End}
FantasyGenre : Fantasi, Adventure, Romance, School, Magic, Comedy. ------- Cerita berlatar Sekolah Sihir Rodesnia yang di mana setiap muridnya akan berlatih sihir sampai mereka mendapatkan Buku Sihir Grimoire mereka sendiri. Karakter utama di dalam cerita...