Chapter 44 : Benteng Sacho Selatan

5 5 0
                                    

Happy Reading!!!
📖📖📖

Kematian Guru Ifrit memberikan kenangan berbekas pada mereka Diana dan Takeda, khususnya Takeda yang di waktu itu dia mendapatkan surat dari Guru Ifrit.

Isi surat itu berisi tentang penebusan dosa Guru Ifrit, meminta Takeda tak terbiasa dengan membunuh maupun perang, dan Guru Ifrit sangat ingin mengunjungi dunianya Takeda.

Beberapa hari setelah surat Guru Ifrit ditemukan Takeda. Putri Elsa memanggil mereka karena ada misi khusus yang hanya bisa dilakukan mereka berdua.

Bertempat di kediaman sang Ratu Elsa, di sana ada Putri Elsa, Jendral Mathan. Tidak ketinggalan Gisela hadir di sana juga.

Jendral Mathan langsung memberikan arahan untuk melakukan misi yang sangat penting untuk kerajaan Landorin.

Jendral Mathan menjelaskan posisi pasukan aliansi dan juga pasukan benteng musuh.

Aliansi mereka sekarang ada di Benteng Tranis masih mereka berhasil merebut benteng itu dari Wardan.

Kemudian tujuan terakhir aliansi adalah Ibu kota Wardan, Fikanista.

Saat ini, garis pertahanan musuh ada di antara dua lokasi ini, tepat di tengah-tengah dari yang ditunjukkan barusan. Tempat garis pertahanan itu ialah Sacho Selatan.

Jikalau aliansi menyerang daerah itu, akan terjadi pertarungan sengit. Maka dari itu, Diana serta Takeda harus menghancurkan pasukan yang berada di Sacho Selatan menggunakan sihir Grimoire Light yang Diana miliki.

"Sihir yang sama seperti dulu ketika Anda menghabisi pasukan yang menyerang Landorin, di Desa Tosca," Jendral Mathan menjelaskan semuanya, namun Takeda memasang wajah tak suka dengan percakapan itu begitu juga dengan Diana yang membuat wajah bimbang.

"Kalau peperangan terjadi di kota, maka rakyat akan terkena dampaknya. Aku ingin menghindari hal itu," ucap lirih Putri Elsa yang disusul dengan tindakan Diana yang tiba-tiba saja menerima misi mustahil tersebut.

Takeda terkejut mendengar Diana menerima misi tersebut.

"Hamba akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi harapan Yang Mulia," Diana berpikir ini adalah pilihan terbaiknya.

~°~

Mereka berdua akhirnya menjalankan tugas tersebut. Takeda dan Diana ke tempat itu menggunakan Dragon Zburator.

Selama diperjalanan itu, Diana bergumam tentang Putri Elsa yang memanggil mereka untuk melakukan hal gila seperti itu, di tambah lagi Diana dengan mudahnya menerima tugas itu.

Mereka berdua sama aja seperti diperalat untuk perang negara, Takeda tak suka dengan itu.

"Sudah kukatakan berkali-kali, saat di sana aku tidak ingin membunuh atau terbunuh. Dasar, apanya yang 'Hamba akan memenuhi harapan Yang Mulia' itu?" Takeda bergumam sampai Diana kesal mendengar itu semua.

Diana memarahi Takeda dan menyuruhnya untuk fokus menerbangkan naga itu.

"Tuan Putri meminta bantuanku. Aku, yang dihina karena tidak bisa menggunakan sihir sejak kecil. Mana bisa aku menolak," lirih Diana, Takeda hanya melihat Diana seperti banyak pikiran.

Mereka sudah semakin mendekati tujuan. Kemudian Takeda menanyakan. "Apa kau bisa menggunakan sihir Light dan pancarkan seluruh energi yang kamu ambil seperti waktu itu?"

Diana berwajah penuh tekad akan melakukan hal itu semua.

Benteng Sacho Selatan sudah terlihat, Diana bergegas berdiri di depan Takeda agar tak terbawa angin.

"Destiny of Light and Darkness Magic" {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang