Happy Reading!!!
📖📖📖Takeda dan Leizi teriak karena terkejut sebab Istina menemukan Gulungan Sihir di rumah tua itu. Diana yang berada di depan rumah itu penasaran apa yang terjadi di dalam. Lantas, ia menghampiri rumah itu.
Tidak jauh dari sana, terlihat ada seorang yang sedang mengendalikan tanah di sekitar rumah tua.
Dari dalam rumah tua, mereka bertiga mendengar jeritan Diana. Lalu atap rumah tua itu dihancurkan oleh Golem.
"Nita ush rashs!" ucap mantra Grimoire milik Istina.
"Ash ita busrt, Fire!" ucap mantra Grimoire Leizi. Kedua sihir itu digabungkan, lalu menyerang Golem. Namun, serangan mereka berdua tidak membuat Golem itu tergores sama sekali.
"Memang benar, tidak mempan buat itu makhluk!" gumam Leizi.
Istina membuat burung dari Sihirnya. Dari kejauhan terlihat Diana yang sedang mendekati Golem tersebut dan ia ingin menyerangnya menggunakan sihir.
"Mau apa kau?!" teriak Takeda sembari berlari menghampiri Diana yang sedang dalam bahaya.
Seperti biasa, sihir yang diciptakan Diana hanya ledakan dan itu daya ledakannya lebih kecil dari biasanya. Karna serangannya barusan, Golem itu mengubah posisinya, lalu siap menyerang Diana.
"Larilah, Diana!" perintah Takeda.
"Tidak mau!" tolak Diana sembari menyiapkan sihir berikutnya. Namun, Golem itu semakin mendekat ke arah Diana.
"Hentikan! Kau tidak akan bisa, kau bahkan tidak bisa sihir!" teriak Takeda.
"Aku adalah bangsawan! Menggunakan sihir bukan berarti kau penyihir, tapi lari adalah hal tabu untuk bangsawan! Aku tidak akan dipanggil Diana Si Tidak Berguna lagi!" tekad Diana sembari menyiapkan sihir. Serangan sihirnya sama seperti sebelumnya, tidak membuat Golem itu kalah.
Golem itu langsung menyerang Diana, namun dengan reflek Takeda berlari menyelamatkan Diana. "Jangan menggangguku!" murka Diana kepada Takeda karena sudah terlalu mengganggunya.
Tanpa bicara apa-apa, Takeda langsung menampar Diana. "Siapa peduli dengan kebangsawananmu? Kau akan mati bodoh!" teriak Takeda.
"Karena.... Selalu saja... semua orang mempermainkanku. Rasanya sakit...." gumam Diana dengan nada yang seperti menangis. "Kalau aku lari, semua akan mempermainkanku lagi," sambung Diana sembari memukul Takeda. Takeda yang merasa bersalah mencoba meminta maaf agar Diana tidak menangis.
Namun, Golem yang berada di belakangnya mengganggu mereka. Lantas, Takeda menggendong Diana yang sedang sedih meminta Istina untuk membawanya naik ke burung Istina agar lebih aman.
Lalu, Takeda tinggal di sana untuk mengalahkan Golem tersebut. "Cih, membuat aku melakukan sesuatu untukmu. Dasar onggokan pasir... jangan remehkan aku!" tekad Takeda.
Takeda segera berlari agar ia bisa menyerang tangan Golem yang masih di hawah. "Aku Grimoire Diana Si Tidak Berguna!" teriak Takeda sembari melompat untuk menyerangnya menggunakan pedang pemberian Leizi.
CTANG!!!
Benturan yang diterima pedang itu sangat kuat, hingga membuat pedang yang Takeda pakai terbelah menjadi dua. "Yang benar saja!" ucap Takeda.
Fang menyuruh Takeda untuk menggunakannya. Namun, Takeda takut jika Fang akan rusak sama seperti pedang sebelumnya. "Gunakan aku kalau tidak mau mati, mengerti?" perintah Fang. Takeda yang tidak punya cara lain, ia langsung menggunakan Fang sebagai pedangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Destiny of Light and Darkness Magic" {End}
FantasyGenre : Fantasi, Adventure, Romance, School, Magic, Comedy. ------- Cerita berlatar Sekolah Sihir Rodesnia yang di mana setiap muridnya akan berlatih sihir sampai mereka mendapatkan Buku Sihir Grimoire mereka sendiri. Karakter utama di dalam cerita...