2

5.6K 117 0
                                    

"Mau jadi sugar babyku?" Tanya ia memotong ucapanku. Aku terkejut mendengarnya, tapi raut wajahku tetap datar seperti biasa. kami baru saja bertemu dan ia langsung memintaku menjadi sugar babynya?

"Kau ingin aku jadi sugar babymu?" Tanya ku nonformal yang dianggukinya.

"Lalu kau kira aku akan setuju?" Tanyaku lagi yang kini ia jawab dengan gelengan.

"Pikirkan jawabanmu setelah ini." Ucapnya sebelum kemudian menarikku dengan kasar kedekapannya.

Tangannya meraih cengkuk leherku lalu meciumku dengan kasar, ia melumat bibirku tak sabaran aku masih terkejut dengan perlakuannya. Aku berusaha menutup rapat bibirku tapi lumatannya semakin ganas dan penuh nafsu. Kini kedua tangannya memegang cengkukku dan menarik wajahku agar memperdalam lumatannya. Aku menggeram tertahan saat ia menggigit bibirku, bisa aku rasakan asin saat tanpa sadar aku membuka bibirku. Tanpa menunggu ia langsung menyapu mulutku dengan lidahnya, ia menekan tengkukku lebih dalam lagi. Memperdalam lumatan itu dan membuatku mengeram berkali kali kemudian membalas lumatannya, dapat aku rasakan ia menyunggingkan senyumnya disela pagutan kami.

Sialan! Aku tidak pernah mengharapkan ciuman pertamaku seganas dan sepanas ini. Tapi sisi jalangku menjerit kesenangan, ciuman ini memabukkan dengan setengah mati aku menahan tanganku agar tidak menarik tengkuknya.

Setelah cukup lama ia melepaskan pagutannya, terengah-engah nafas kami saling beradu. Aku mendorongnya menjauh dengan kasar, lalu melangkah keluar ruangan dan menutup pintu dengan keras.

Gila, benar-benar gila, siapa dia berani menciumku dengan brutal pada pertemuan pertama. Aku mengusap bibirku kasar kemudian meringis perih menyentuh bibirku yang sedikit bengkak.

"Sialan!" Geramku lalu melangkah sembari merapikan pakaianku.

"Permisi, nona im." Panggil seseorang didepanku, aku tersenyum ramah saat pria itu menghampiriku.

"Ini kartu nama tuan muda." Ucapnya memberiku benda tipis berwarna abu. Aku menerimanya lalu membaca nama yang tertera disana.

Kaiden Kim
CEO KJI Company

Aku memutar bolamataku malas. Lalu menatap pria didepanku.

"Apa kau sekertarisnya?" Tanyaku dengan nada malas yang dianggukinya.

"Benar, saya Mark Lee sekertaris pribadi tuan Kaiden." Jawabnya sopan dengan kedua tangan menyatu didepan.

"Ku sarankan anda menuruti kemauannya, untuk keamanan anda sendiri." Lanjutnya membuatku mengerutkan kening, apa ia tau bahwa tuannya memintaku menjadi sugar babynya? Oh astaga ini membuatku merasa dilencehkan!

Dan dia bilang apa barusan? Untuk kemananku? Hah! Kemanan pantatmu!

"Bilang pada tuanmu itu. Aku. Tidak. Akan. Mau. Menjadi. Sugar. Babynya." Ucapku menekan setiap kata lalu pergi setelah membuang kartu namanya.

....

Hari ini adalah jatah libur kerja. Syukurlah aku jadi tidak perlu pusing dengan tanu vvip sialan itu. Hh, lupakan! Setiap hari libur aku selalu menghabiskan waktu untuk tidur atau maraton drama. Aku tak punya teman untuk diajak berjalan-jalan toh aku malas melakukannya. Aku beranjak dari ranjangku hendak menuju kamar mandi tapi ponselku berdering.

"Halo?" Aku mengangkat panggilan sambil menggosok gigiku di wastafel.

"Sudah dapat jawabannya?" Aku mengerutka kening merasa tak asing dengan suaranya kemudian membaca nama pemanggil yang ternyata hanya nomor disana. Dari mana dia mendapatkan nomorku?

Be My Sugar Baby ( KAI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang