12

2K 71 0
                                    

Warning!!!




Aku berbalik menghadapnya membuatnya menegakkan badan tanpa mengurai pelukan. Aku meraih sabun cuci muka disamping lalu meratakan ke wajahnya setelah membusakannya ditanganku.

Kaiden mengangkat tubuhku untuk duduk di washtefel dan tangannya berada disisi badanku.

 Kaiden mengangkat tubuhku untuk duduk di washtefel dan tangannya berada disisi badanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kotor sekali." Gumamku menghilangkan keheningan yang tiba tiba saja membuatku canggung, bagaimana tidak? Kaiden menatapku dengan tatapan lembutnya dan senyuman manisnya juga. Oh Ya Tuhan!

Tak mau lama lama aku menyuruhnya agar membilas wajahnya. Aku hendak turun tapi dia menyuruhku agar tetap diposisi, hanya bergeser sedikit.

Ponselku berdering, aku meraihnya dan mengangkat panggilan.

"Ya?"

"..."

"Oh, maaf Sehun-ssi aku mendadak ada janji." Kaiden yang mendengar nama sehun buru buru menyelesaikan acara cucimukanya.

"Tidak, tidak, aku baik baik saja." Kaiden mengangkat tubuhku lagi dan menempatkanku diposisi awal.

"Sakit? Tidak aku baik baik saja." Kaiden menatapku dengan sebal, aku mengabaikannya dan memilih menjawab panggilan.

"Aku menemani-aahhhh..." aku mendesah saat Kaiden mencium leherku tanpa aba aba.

Ia meraih ponselku, mematikan panggilan sebelum kemudian ia layangkan sembarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia meraih ponselku, mematikan panggilan sebelum kemudian ia layangkan sembarang.

"Kauhh... gil.a. hmmhh..." ucapku menahan desahan. Entah sudah berapa kali aku mengatainya gila hari ini, dia benar-benar gila!

"Sudahku bilang, jangan pernah menyebut nama pria lain saat bersamaku." Kaiden mengatakannya dengan nafas memburu. "Dan jangan pernah temui laki laki itu lagi. Atau ku beri hukuman tanpa ampun."

Aku hanya menatapnya ngeri, tubuhku merinding mendengar ancamannya. Aku hendak menarik Kedua tanganku yang berada di pundaknya namun ia kembali melingkarkan tanganku ke lehernya.

"A-apa?" Tanyaku terbata karena ia menatapku lekat dalam diamnya. Dia terlihat seperti seorang psyco difilm film trailer.

Kaiden menarik sudut bibir sebelah kanannya, smrik itu betulan mengerikan. kemudian ia melahap bibirku, lagi. Ia melumatnya dengan pelan dan lembut, membuatku tak tahan untuk tidak membalasnya. Aku merasakan senyumnya disela pagutan kami.

Be My Sugar Baby ( KAI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang