14

1.8K 81 2
                                    

Aku terbangun dengan posisi kaiden tengah memeluk perutku dari belakang. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang teratur dicekukan leherku.

Mungkin dia lelah, oh tidak! Dia sama sekali tidak lelah jika menyangkut kegiatan ranjang. Bahkan semalam ia menggempurku sampai pagi dan berhenti saat aku mengeluh sakit perut.

Yah, semalam perutku nyeri, seperti nyeri menstruasi tapi ini agak aneh. Namun ada untungnya juga, kaiden jadi menghentikan hukumannya. Dan dengan berat hati memakaikanku piyama juga memberiku bantal panas untuk meredakan nyeri diperutku.

"Menikah denganku." Kaiden mempererat pelukan dan mengecupi leherku. Apa dia sedang mengigau?

"Menikahlah denganku Ray Na." Aku berbalik menatapnya, kedua matanya sudah terbuka lebar itu berarti dia sedang tidak tidur.

"Menikah denganku." Ucapnya lagi masih dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Apa itu masuk hitungan dari hukuman semalam?" Tanyaku membuatnya mencebikkan bibir.

"Aku serius. Menikah denganku." Kaiden menatapku serius dan perlahan memajukan wajahnya. Dia hampir menciumku tapi langsung ku tutup bibirnya dengan tanganku.

"Jadi kau,,,, sedang melamarku? Diatas ranjangmu? Setelah semalaman menggempurku habis habisan?" Kaiden menggeleng.

"Bukan melamar, karena aku tidak memerlukan jawaban darimu." Aku menaikkan sebelah alisku. "Kau akan tetap menikah denganku meski kau menolak." Lanjutnya dengan senyum jahilnya.

"Dasar egois. Mana bisa begitu?" Aku memukul dadanya hendak bangkit namun kaiden kembali merengkuhku kepelukanya.

"Tentu bisa." Ucapnya lalu mengecup keningku dalam, penuh, kasih sayang? Entahlah yang jelas aku merasakan kenyamanan dan rasa disayangi disana.

Kkrriiuuukk~~~

Kaiden terkekeh lalu menatap perutku dan mengelusnya.

"Kau lapar humm??" Dia menatapku lembut. "Mandilah, ku buatkan nasi goreng untuk sarapan." Ucapnya lalu bangkit dari ranjang.

Aku kira dia akan ke dapur tapi dia malah memutari ranjang lalu berdiri disampingku dan menggendongku ke kamar mandi.

"Bisa mandi sendiri kan?" Tanyanya mendudukkanku di toilet duduk. "Jika aku mandikan mungkin ak-"

"Pergilah." Ucap ku mengusirnya. Dia terkekeh lalu pergi setelah mencuri satu remasan didadaku, membuatku menyumpahinya dalam hati.

.....

Selesai mandi aku langsung menuju dapur dan tentu saja aku sudah berpakaian lengkap. Kaiden benar benar memenuhi semua kebutuhanku di apartemennya.

"Yes, I'm sorry, Sir, but that's not what the problem is, yesterday we were done with it. It would be a perfect deal if you hadn't made some mistake...."

Aku menatap terpesona pada pria ditengah ruangan yang tengah berdiri dengan satu tangan disaku celana, pemandangan ini betulan indah. Tubuh shirtless dengan luka cakaran dipunggung dan rambut acak acakanya, juga dialog british yang membuatnya semakin_ sexy. Oh dan juga gaya bossy nya yang tak kalah mempesona. Bahkan sinar matahari semakin mendramatisir keadaan dengan sialnya menerpa tubuh dan juga separuh wajahnya.

Oh ya Tuhan aku masih ingin hidup, tidak lucu jika aku meninggal karena serangan jantung tiba tiba.

Kaiden melirik padaku, lalu tersenyum dan menyuruhku makan dengan isyaratnya. Aku langsung meraih piringku dan menyantap nasi goreng dengan lahap.

Tepat setelah selesai makan, kaiden duduk dikursi didepanku.

"Kau menghabiskannya?" Aku yang tengah minum, menatapnya heran. Bukankah dia tadi menyuruhku makan?

Be My Sugar Baby ( KAI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang