26

1.1K 66 4
                                    

Gaes aku butuh komenan kalian, biar semangat gitu..

Buat aku komenan kalian tuh seperti penyemangat hidup, eaa :v

Oke selamat membaca!









Seperti biasa, aku akan sibuk di ChocoBar jika Eden sekolah. Well, meskipun aku sudah punya beberapa karyawan disini, tapi aku tetap ikut andil dalam bisnisku ini. Tentu saja, karena bagaimanapun ChocoBar merupakan bagian dari hidupku dan banyak kenangan yang terukir disini.

Kenangan dimana aku melewati banyak hal dan juga pertumbuhan Eden dari kecil hingga saat ini. Bagiku, ChocoBar sudah seperti rumah keduaku.

"Mommyyyy!!!!" Aku yang tengah memanggang bolu, menoleh kearah pintu masuk.

Eden berlari menghampiriku dengan wajah memerah dan isakan tangisnya. Aku langsung melepas sarung tanganku lalu menundukkan diriku menyamakannya dengan Eden yang langsung memelukku.

"Mommy... hiks.. hiks.." Eden menangis dicekukan leherku.

"Kenapa sweetheart? Hmm?" Aku mengelus surai panjangnya yang dikuncir dua.

"Rayna." Aku mendongak kedepan menemukan seorang wanita berdiri dengan memegangi tas sekolah Eden. "Eden tiba-tiba menangis di sekolah, dan ingin diantar pulang." Ucap Bi Seo, salah satu guru yang mengajar disekolah Eden.

Aku mengurai pelukan dan menatap Eden yang masih terisak. Tapi ia tidak mau menatapku dan kembali memelukku.

"Terima kasih Bi Seo, sudah mengantarkan Eden. Maaf merepotkan mu." Aku bangkit sambil menggendong Eden yang masih memeluk leherku. Kemudian meraih tas sekolahnya.

"Sama sama, Ray. Sama sekali tidak. Aku khawatir padanya, Eden diam saja saat ditanya kenapa menangis." Ucapnya menatap Eden lalu kembali menatapku. "Baiklah, aku pamit dulu. Nyonya Do sedang cuti hari ini."

"Sekali lagi terima kasih Seo." Bi Seo tersenyum lalu melangkah pergi setelah mengusap kepala Eden yang masih sesegukan.

"Yona, aku ke atas dulu. Tolong lanjutkan pekerjaanku." Ucapku pada yona yang sedang membersihkan meja.

Kemudian aku melangkah menuju lantai tiga, tempat yang sudah ku sulap menjadi rumah inap.

.
.

Aku duduk di ranjang lalu mendudukkan anakku didepanku.

"Lepaskan dulu blazer nya sayang. Kemari." Ucapku melepaskan blazer seragamnya.

"Mom." Aku bergumam sambil melipat blazer nya. Belum juga melanjutkan ucapannya, Eden kembali menangis.

"Kenapa sayang? Hmm? Apa ada yang nakal disekolah?" Aku bertanya, tapi dia menggeleng sambil mengusap air matanya. Eden berjalan dengan lututnya, mendekat padaku dan kembali memelukku.

"Mom." Ucapnya lagi dengan sesenggukan. "Mom jangan marah, ya?"

Aku mengusap punggungnya. "Kenapa mom harus marah? Ada apa sayang, katakan saja." Ucapku menenangkannya.

Eden terisak sebelum menjawab. "Apa Daddy masih sibuk bekerja?"

Deg

Aku terdiam, usapan di punggung Eden terhenti. Dia menarik tubuhnya, menatapku dengan mata sembabnya.

"Kenapa daddy belum pulang juga?" Eden kembali menangis. "Rion bilang, Eden hiks.. hikss.  Eden tidak punya daddy, hiks..Rion bilang Eden anak haram. Hiks.. hikss..  itu tidak benar kan mom? Eden punya daddy, hiks.. daddy hanya sedang sibuk bekerja, hiks.. iya kan mom?" Eden kembali menangis dan memelukku.

Be My Sugar Baby ( KAI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang