11

2.1K 88 0
                                    

Aku membuka mataku perlahan saat mendengar anak kecil terkekeh dan merasakan tangan kecil mencubit hidungku.

"Xixixi... Good morning aunty..." Aku mengerjapkan mataku, dan hal pertama yang ku lihat adalah stevy tengah memandangiku disisi ranjang dengan tangan terlipat untuk menopang wajahnya dan menatapku dengan senyuman cerahnya, membuatku ikut tersenyum.

"Morning darling.." Aku mendudukkan diri, mencepol rambut dengan asal sebelum kemudian sadar dengan apa yang terjadi.

"Stevy, bagaimana stevy bisa sampai disini? pagi pagi begini?" Tanyaku heran. "Stevy datang bersama siapa?" Aku mengangkat stevy agar duduk dipangkuanku. Stevy mendongak menatapku yang juga sedang menatapnya.

"Bersamaku." Kaiden datang membawa segelas susu dan roti tawar.

"Uncle bilang akan mengajak stevy juga aunty jalan jalan hari ini. Yeaay!!" Ucap Stevy menatapku dan bersorak gembira. Aku mengusap rambutnya pelan lalu menatap kaiden yang sudah duduk didepanku.

"Apa? Aku menepati janjiku dua hari yang lalu. Jadi makan sarapanmu setelah itu bersiap siap." Ujarnya menyerahkan roti tawar yang sudah diolesi selai coklat.

"Bagaimana dengan pekerjaanku?" Tanyaku meraih roti dan memakannya.

"Mark sudah mengurusnya." Jawabnya dengan enteng.

"Kasihan sekali mark, dia bisa cepat tua karena menghadapi bos sepertimu." Kaiden hanya mengangkat bahu, Aku meraih segelas susu dan meneguknya hingga tandas.

"Itu bukan urusanku. Cepat mandi." Ia mengerling jahil. "Atau mandi bersama? Aku tidak keberatan mandi lagi."

"Stevy mau ikut juga!" Ucap stevy membuat kami menoleh padanya. "Ayo mandi bersama." Stevy menatap aku dan Kaiden bergantian. Aku menatap Kaiden tajam kemudian beralih menatap stevy dengan senyuman.

"Stevy tunggu aunty saja ya, kan sudah mandi." Ucapku yang dianggukinya.

"Baiklah, stevy mau menonton televisi. Boleh aunty?" Aku mencubit pipinya gemas.

"Off course darling..." jawabku lalu mencium kedua pipinya membuat stevy terkekeh.

Aku mendudukkan stevy dikasur lalu beranjak ke kamar mandi, tapi Kaiden tiba tiba menarik lenganku hingga membuatku menubruk badannya.

Aku mendongak hendak protes tapi dia dengan cepat menempelkan bibirnya pada bibirku. Tak hanya itu, ia mulai menggerakkan bibirnya, melumatku dengan lembut. Aku hanya diam tidak menolak membiarkan lidahnya melesat didalam mulutku, Kaiden menarik pinggangku mencoba merangsangku agar membalas lumatannya dan pada akhirnya aku membalas ciumannya saat tangan jahilnya mengelus punggungku sensual. Tangan satunya meraih cengkuk memperdalam lumatannya. Kaiden hampir lepas kendali, dia hendak mengangkat tubuhku tapi-

"Hweeeeeeeeeeeee!!!!!" Aku mendorong Kaiden menjauh saat stevy tiba-tiba saja menangis. Dengan segera aku menghampirinya dan memeluknya.

"Kenapa sayang? Hum?" Tanyaku khawatir menepuk nepuk punggungnya.

"Hweeee..... Uncle kai jahat. Hweeee.... uncle memakan aunty.. hweeeeheheheheeeee..." Ucap stevy dengan menangis, dan Kaiden justru terkekeh ditempat, aku menatapnya geram. Bisa bisanya dia menciumku dan lepas kendali didepan keponakannya. ia mendekat mengusap kepala stevy pelan.

"Uncle tidak memakan aunty sayang. Uncle hanya melu-" aku menyikut perutnya membuatnya menghentikan kalimatnya.

"Kau benar-benar gila." Desisku padanya dengan geram. "Cup cup cup stevy, sudah jangan menangis. Aunty baik baik saja, jangan menangis lagi kalau stevy masih mau jalan jalan bersama aunty." Stevy menatapku menyeka air matanya sebelum menjawab dengan wajah sedihnya.

Be My Sugar Baby ( KAI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang