31

1.1K 62 4
                                    

Adakah yang masih nungguin cerita ini up?
























Entah sudah berapa hari Kaiden menginap disini. Yang pasti mark sudah berulang kali kemari untuk mengantarkan beberapa berkas dan baju ganti untuk Kaiden. Seperti siang ini, mark dengan wajah lesunya menghampiri aku Kaiden juga Eden diteras depan rumah.

"Uncle mark!" Eden yang tengah bermain boneka pemberian Sehun menyapa mark dengan antusias. Tapi yang disapa hanya tersenyum singkat mengangkat tangannya. "Apa uncle sakit? Kenapa lemas sekali."

"Uncle hanya kelelahan cantik." Keluh mark begitu menginjakkan kaki diteras rumah.

"Tuan, ini berkas yang harus ditanda tangani hari ini. Mr. Jacobs ingin meeting selanjutnya diadakan di kantor secara langsung." Ucap mark menyerahkan beberapa berkas pada Kaiden yang tengah duduk dikursi rotan. Sedangkan ia menyerahkan paper bag padaku.

"Kenapa tidak lewat daring saja seperti sebelumnya?" Kaiden bertanya sembari memeriksa berkas.

"Ini proyek yang cukup besar, dan tuan tau sendiri Mr. Jacobs orang yang sangat keras dalam urusan kerja sama antar perusahaan."

"Duduklah mark, ku buatkan minum dulu." Ucapku pada mark, lalu beralih pada Eden. "Eden, ayo bantu mom didapur."

Eden mengangguk, lalu meninggalkan bonekanya menyusulku masuk.

.
.
.

"Uncle, your coffee." Eden membantu meletakkan kopi dimeja, lalu meletakkan bolu coklat disana juga.

"Terima kasih cantik." Ucap mark menepuk kepala Eden.

"Mark, kau urus saja meeting itu. Yang pasti aku hanya akan bergabung melalui daring." Ucap Kaiden menutup berkas lalu menyerahkannya pada mark.

"Tapi, itu akan sulit. Mr. Jacobs-"

"Aku tidak perduli." Kaiden kekeuh dengan kalimatnya. Baiklah, sepertinya aku harus sedikit campur tangan disini.

"Kaiden, aku ingin bicara sebentar." Ucapku pada Kaiden.

"Nikmati bolunya mark." Ucapku pada mark sebelum menarik Kaiden kedalam rumah. Meninggalkan mark dan Eden yang bermain dengan bonekanya.

.

"Ada apa?" Tanya Kaiden sesampainya diruang keluarga.

"Kau tidak bisa terus terusan begini." Ucapku padanya.

"Bagini bagaimana?"

"Aku tau kau ingin menghabiskan waktu dengan Eden disini. Tapi kau tidak bisa meninggalkan pekerjaanmu begitu saja. Bagaimanapun juga itu tanggung jawabmu, kau harus memenuhinya." Terangku padanya.

"Uang bisa dicari kapan saja tapi waktuku dengan kalian lebih berharga. Kau tau."

"Aku mengerti, ini bukan masalah uang. Tapi tanggung jawabmu sebagai seorang CEO, Kaiden. Lagi pula rapatnya hanya beberapa jam, setelah itu kau bisa kembali kesini lagi. Aku tidak akan kabur lagi dari mu, jika itu yang kau khawatirkan." Kaiden terkekeh lalu memelukku.

"Sangat sulit berada jauh dari kalian." Ucapnya meletakkan dagunya di puncak kepalaku.

"Kau berlebihan." Aku mencubit perutnya membuatnya mengaduh kesakitan.

"Lepaskan aku, dan selesaikan pekerjaanmu." Ucapku mencoba melepaskan rengkuhannya. Tapi Kaiden malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Kaiden! Aku tidak bisa bernafas!" Aku memukul punggungnya, ia malah terkekeh lalu merenggangkan pelukannya.

Be My Sugar Baby ( KAI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang