"Daah mom dad!!" Eden melambaikan tangannya lalu masuk ke kelasnya setelah mengecup pipi kami bergantian.
"Ayo pulang." Ajak ku pada Kaiden yang masih terdiam menatap punggung kecil Eden yng mulai menjauh. Ia menatapnya seperti orang yang akan berpisah selamanya. Aku menghela nafas lalu menarik lengannya.
"Kau hanya pergi dua hari, kenapa dramatis sekali sih." Ucap ku menariknya menuju mobil. Tapi tiba tiba Kaiden berhenti, yang otomatis membuatku berhenti juga.
"Hhh.... Bagaimana ini?" Keluhnya dengan wajah lesu yang ia perlihatkan sedari kemarin.
Kaiden akan pulang ke seoul untuk menghadiri meeting yang dua hari lalu mark katakan. Dan ia masih berat hati untuk meninggalkan Eden, jadilah dia seperti sekarang. Merengek tiada henti dan terus cemberut.
"Bagaimana aku bisa hidup tanpa kalian selama itu." Rengeknya tanpa mengingat umurnya yang sudah berkepala tiga.
Aku memutar bola mataku malas. "Ya Tuhan.... hanya dua hari Kaiden. du-a-ha-ri." Ucapku mendorongnya agar masuk mobil. Lalu aku segera melajukan mobilnya, ya aku yang mengemudi. Jika Kaiden yang mengemudi, aku tidak yakin bisa sampai rumah.
......
"Rayna-yaaaa~~~" Kaiden dengan nada rengekannya menghampiri ku yang tengah menyuci piring, bekas sarapan pagi tadi.
"Rayna-yaa~~~~" Kaiden memeluk pinggangku dari belakang. Dengan dagunya ia letakkan dibahu kiriku.
"Rayna~~~" ia masih merengek bak anak kecil tapi bibirnya sibuk mengecupi leherku. Dan tangannya mengelus perutku yang terbalut kemeja.
"Awas Kaiden, aku sedang mencuci piring." Ucapku menggerakkan bahu agar ia berhenti, tapi yang ada ia malah mengeratkan pelukannya dan kini mulai menyesap leherku.
"Kaiden!" Aku melepas sarung tangan cuciku lalu melerai pelukannya dan berbalik.
"Bisa tidak ka- hmmmpt" Kaiden malah membungkam mulutku dengan bibir tebalnya. Tak hanya itu dia bahkan mulai melumatnya dengan kasar seolah tiada lagi hari esok.
Aku memukul dadanya agar ia berhenti, tapi ia malah semakin menjadi. Merengkuh pinggangku hingga tubuhku bertabrakan dengan tubuhnya. Kaiden mencengkeram tengkuk leherku meraup habis bibirku.
satu hal yang aku harapkan saat ini adalah, semoga ayah dan ibu tidak pulang mendadak dan menangkap basah kegiatan kami.
"Hhh... hhh... dasar pria tua mesum." Kesalku begitu ia melepaskan pagutannya. Dada kami naik turun, menetralkan nafas yang memburu. Kaiden malah bersmrik mesum lalu mengangkat tubuhku bak karung beras, tentu saja Aku memekik terkejut.
"Ya! Kaiden! Kau gila!" Aku memukuli punggungnya. Tapi ia malah terkekeh dan terus melangkah menaiki tangga. "Turunkan aku, aku belum selesai mencuci piring!"
Kaiden membawaku ke kamar, ia lalu mengunci pintunya dan berjalan menuju ranjang. Kemudian ia menurunkanku.
"Selesaikan cucian itu nanti. Urus aku dulu, mark akan menjemput pukul dua belas. Jadi," Kaiden membaringkan tubuhku diranjang. "Hanya ada sisa waktu tiga jam, dua jam untuk si manis dan satu jam untuk bersiap siap. Ku rasa itu cukup adil, bukan begitu?" Ia bertanya dengan wajah sumringah dan menatapku yang kini berada dibawah kungkungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Sugar Baby ( KAI )✔
Short Story⭐Work 2021⭐ 🔞 My glad if you're following me before read this story♥ Mature Content!!!!! 21+ Some part have private "Don't say no! just hear my word and enjoy our sweet moment. Baby girl~" Kaiden Kim. Publish : 15_01_2021 Finish : 05_07_2021 #1 ex...