37

1.5K 42 2
                                    

Entah karena aku yang terlalu kelelahan atau ranjang hotelnya yang terlalu nyaman, membuatku betah tertidur. Aku baru terbangun saat Kaiden membangunkanku untuk sarapan. kemarin malam aku hanya makan sedikit atau mungkin yang aku ingat, aku hanya memakan sepotong roti.

"Good morning sugar wife." Sapaan Kaiden begitu aku membuka mata. Dan dirinya tengah menatapku dengan tatapan berbinarnya, juga jangan lupakan senyuman manisnya, itu membuatku ikut tersenyum.

"Morning." Ucapku dengan suara khas bangun tidur, Kaiden terkekeh lalu mengusak rambutku sebelum mengecup keningku dalam.

"Kita sarapan dulu, semalam kau hanya makan sedikit." Ucap Kaiden beranjak dari ranjang untuk mengambil sarapan yang sudah disiapkan staff hotel.

Aku beranjak duduk dan merenggangkan badanku yang terasa pegal pegal, kemarin betulan melelahkan. Ku lirik jam digital yang berada di nakas kecil, disana tertera pukul sepuluh lebih tiga belas menit.

"Kenapa tidak membangunkanku sedari tadi?" Aku bertanya begitu Kaiden duduk disampingku, lalu menata meja portable khusus untuk menaruh hidangan sarapan diatas ranjang.

"Aku juga bangun belum lama ini." Kaiden mengarahkan sesuap makanan padaku. "Dan baru selesai mandi saat staf hotel mengantarkan makanan kedua kalinya."

Aku mengangguk sambil mengunyah sarapan yang Kaiden suapkan untukku, dia juga ikut makan sembari terus menyuapiku sampai sarapan kami habis.

"Terimakasih." Ucapku selesai Kaiden membersihkan bibirku dengan tisu dan berlanjut membereskan peralatan makannya. Tunggu dulu,

Kenapa aku jadi seperti anak kecil begini? Biar saja lah, sekali kali kan, Kaiden berada diposisiku dan aku diposisinya.

Ponselku berdering, aku meraihnya lalu mengangkat panggilan yang ternyata dari kak seyon.

"Mommy!!" Aku tersenyum mendengar suara Eden dari seberang sana. "Apa mom dan dad masih di hotel?"

"Ya, sebentar lagi mom juga dad, pulang sayang." Kaiden yang baru kembali dari luar menatapku bertanya. Aku me- loudspeaker panggilan.

"Tidak perlu cepat pulang mom." Aku dan Kaiden saling bertatapan mendengarnya.

"Kenapa?" Tanya ku heran.

"Uncle Chan bilang Eden tidak boleh mengganggu mom and dad, jika Eden ingin punya adik." Kaiden tergelak sesaat mendengar ucapan Eden.

"Eden ingin punya adik?" Kaiden bertanya sambil menatapku dengan kerlingannya.

"Ya!! Eden ingin punya adik. Apa daddy bisa membelikannya untuk Eden?" Terdengar begitu antusias disana. Kaiden tertawa dan kembali menjawab.

"Daddy tidak bisa membelikannya, tapi daddy akan membuatkannya untuk Eden." Aku mencubit pinggangnya, membuatnya meringis kesakitan mengusap pinggangnya.

"Begitu? Tapi bagaimana cara daddy membuatnya?" Aku langsung meraih ponselnya mendekat padaku saat Kaiden hendak menjawab. Yang bisa dipastikan dia akan meracuni kepolosan anakku jika ku biarkan mereka terus berbincang.

"Baiklah Eden, mom ingin bicara dengan aunty. Tolong berikan ponselnya pada aunty."

"Baik mom, sebentar."

"Ya, halo."

"Halo kak, maaf sudah merepotkan mu lagi. Aku titip Eden sampai aku pulang siang nanti." Aku melirik pada Kaiden yang perlahan mendekat padaku yang masih terduduk diranjang.

"Jangan sungkan padaku Rayna-yaa. Aku ini kakakmu. Dan lagi, Eden betulan anak yang pintar, dia juga sudah dewasa melebihi ayahnya. Aku betulan kagum dengan caramu membesarkan Eden."

Be My Sugar Baby ( KAI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang