"Uncle Huuuun!!!" Eden yang tengah menonton televisi langsung berteriak dan berlari menuju pintu masuk saat mendengar namanya dipanggil seseorang.
Dan Eden kenal betul dengan suara itu. Itu Sehun, yang sudah satu bulan tidak mengunjunginya. Dia ada urusan diluar kota yang tentu saja menyangkut pekerjaannya.
"Look your step pretty." Sehun mengangkat tubuh Eden kedalam gendongannya.
Aku hanya menggeleng memperhatikan mereka. Pandanganku beralih pada Baekhyun dan Chanyeol yang terlihat lesu menatap Eden dan Sehun.
"Eden-nii apa paman tidak terlihat disini?" Baekhyun menampakkan wajah merajuknya pada Eden.
"Tidak, paman terlalu pendek jadi Eden tidak bisa melihat paman." Aku terkekeh geli mendengarnya, begitu juga Sehun dan Chanyeol.
"Dia mirip sekali denganmu." Ucap Chanyeol sambil berlalu duduk di sofa.
"Tentu. Dia kan anakku." Ujarku bangga. Baek masih dengan wajah kesalnya ikut duduk disofa. Sedangkan Eden dan Sehun tengah lesehan di karpet depan televisi, sepertinya sedang membuka hadiah yang sehun bawa.
"Bukankah mereka terlihat seperti sepasang ayah dan anak." Aku menatap Chanyeol yang tengah menatap kearah Sehun dan Eden sebelum kemudian menatapku. "Apa kau masih dalam pendirian mu?"
Aku hanya menatapnya datar, selalu begini jika Sehun dan dia datang bersama. Berulangkali membujukku agar menerima lamaran Sehun yang kedua kalinya, setahun yang lalu. Ya, sehun melamarku lagi setelah lima tahun lalu lamaran yang pertama aku tolak. Dan jawaban yang ku berikan padanya masih sama seperti jawaban lima tahun yang lalu. Ya, aku menolaknya lagi.
"Kau tau aku hanya menganggapnya sebagai sahabat, sama seperti kalian berdua." Jawabku lalu berdiri.
"Kalian mau minum apa?" Tanyaku pada Baekhyun dan Chanyeol. Mengubah pembicaraan, jika tidak Chanyeol akan terus menghasut agar aku goyah.
"Apa saja." Jawab keduanya bersamaan.
Aku mengangguk lalu pergi ke dapur setelah menanyakan hal yang sama pada Sehun.
.
"Ray Na." Aku yang tengah mengaduk coklat panas tersentak kaget.
"He he maaf." Baek tersenyum menampakkan gigi giginya tanpa dosa. Dan aku hanya menatapnya malas.
"Ada apa?" Tanyaku padanya. Baek menyandarkan tubuhnya di counter dapur, menatapku.
"Ray Na."
"Ck, ada apa? Jangan menatapku begitu, atau ku tusuk bola matamu dengan garpu ini." Ancamku menodongkan garpu yang ku gunakan tadi membuat baek refleks memundurkan kepalanya.
"Jiwa bar barmu masih saja sama meski kau sekarang sudah menjadi seorang ibu. Atau lebih tepatnya malah semakin bertambah bar bar." Ucapnya bergidik ngeri yang dibuat buat. Aku tersenyum licik.
"Tentu, aku harus melindungi anakku dan diriku sendiri. Jika bukan aku siapa lagi?" Ucapku angkuh dan diakhiri dengan kekehan.
"Kaiden." Aku langsung menoleh pada Baekhyun, wajahku yang tadinya dibuat buat sinis, kini betulan sinis.
"Baek-"
"Aku tau kau masih tidak ingin menemuinya. Tapi Ray, aku yakin kau sendiri merindukannya. Kau bahk-"
"Aku tidak pernah merindukannya baek." Potongku melanjutkan kegiatanku memotong brownies yang dibawa Chanyeol tadi.
"Dasar wanita tinggi gengsi." Ucap Baekhyun mencibir. "Lalu siapa yang selalu mengadu dengan tersedu sedu dan ingus dihidungnya sambil merengek merindukan Kaiden. Lalu siapa yang tengah malam menelfonku dan menangis ingin dibuatkan nasi goreng yang sama seperti yang Kaiden buat. Dan siapa lagi yang sel-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Sugar Baby ( KAI )✔
Короткий рассказ⭐Work 2021⭐ 🔞 My glad if you're following me before read this story♥ Mature Content!!!!! 21+ Some part have private "Don't say no! just hear my word and enjoy our sweet moment. Baby girl~" Kaiden Kim. Publish : 15_01_2021 Finish : 05_07_2021 #1 ex...