17

1.5K 64 1
                                    

Mature Warning,!!!
21+!!













Terhitung sudah satu minggu aku menginap di apartemen Kaiden, sejak tiga hari cuti kemarin. Dan selama empat hari ini juga dia mengantar jemputku bekerja.

Seperti hari ini. Kaiden turun dari mobilnya dan menghampiriku.

Dia tersenyum padaku namun langkahnya terhenti dan dia meraih ponselnya, sepertinya ada yang menelpon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dia tersenyum padaku namun langkahnya terhenti dan dia meraih ponselnya, sepertinya ada yang menelpon.

Kaiden hanya mengeceknya lalu kembali menghampiriku dan memasukan ponselnya kesaku jasnya.

"Maaf aku sedikit terlambat." Ucapnya lalu mengecup keningku dalam.

Hal itu sudah menjadi kewajibannya saat bertemu denganku, dia bilang. Dan bukan itu saja, setiap pagi dia akan melakukan hal yang sama jika dia bangun tidur dan menemukanku disampingnya. Atau Jika tidak dia akan menghampiriku ke dapur atau kemanapun aku berada hanya untuk mengecup keningku. Dia bilang harinya akan ia lalui dengan baik jika dia awali paginya dengan mengecup keningku. Well, aku tergelak saat dia mengatakan hal se cheesy itu.

"Hmm, aku juga tidak terlalu lama menunggu." Jawabku lalu menggandeng tangannya berjalan menuju mobil hitamnya.

Ponselnya berdering lagi, tapi diabaikannya.

"Ponselmu berdering." Ucapku padanya. Kaiden meraih ponselnya lalu mereject panggilannya.

Aku hanya mengangkat bahu lalu masuk ke mobil setelah dia membukakan pintunya untukku.

.
.
.
.......
.
.
.
.

"Kaiden!" . "Ambilkan handuk, aku lupa!" Aku sedikit berteriak dari dalam kamar mandi. Satu kebiasaanku dari dulu, lupa membawa handuk ke kamar mandi. Well, walaupun kadang didalam kamar mandi Kaiden tersedia handuk di laci kecil sudut ruangan. Tapi hari ini benda putih itu tidak ada disana.

Aku mendengar knop pintu digerakkan dari luar, tapi pintu masih tertutup. Tentu saja, aku menguncinya, jaga jaga jika saja Kaiden menyusup masuk dan mengulur waktu mandiku. Seperti kejadian dua hari lalu.

Aku sedikit membuka pintu dan menahannya, lalu tanganku terulur keluar.

"Sini." Ucapku tapi tidak ada respon darinya.

"Kaiden."

"....."

"Ck, jangan main main. Aku kedinginan." Ucapku sedikit kesal, tapi masih saja tidak ada balasan darinya.

Dengan sedikit membuka pintu lebih lebar kepalaku melongok keluar dan benar saja Kaiden berdiri tepat didepan pintu. Dengan memanfaatkan kelengahanku dia mendorong pintu agar terbuka lebar lalu menyusup masuk.

"Apa ya-hmmmpt.." Kaiden meraup bibirku lalu menutup pintunya dengan satu kakinya. Dia menuntunku ke meja marmer yang terletak dikamar mandinya tanpa melepaskan ciuman.

Be My Sugar Baby ( KAI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang