Harusnya aku mendengarkan Baekhyun untuk tidak berangkat kerja dan istirahat dirumah. Semalam aku demam dan pagi tadi aku betulan mual hebat. Dan dampaknya, wajahku sangat pucat hari ini meski sudah kututupi make up agar tidak terlalu kelihatan seperti mayat.
"Kenapa kau keras kepala sih. Sudah ku bilang istirahat dirumah saja... Ray Na....." gerutu Baekhyun menatapku yang bersandar disofa ruanganku.
"Diam baek, jangan menambah pusing kepalaku." Ucapku memijat pangkal hidung dengan mata terpejam.
"Kita ke rumah sakit saja, ya?" Ucap Baekhyun lembut.
"Tidak perlu, paling hanya masuk angin biasa, besok juga sembuh." Baekhyun berdecak kesal mendengar jawabanku.
"Setidaknya minum obat ini. Cepat, aku harus pergi ke cabang hanam_dong. Aku tidak mau mendengar kabar buruk diperjalanan, tidak lucu kalau kau tiba-tiba meninggal gara gara sakit kepala." Aku langsung menendang tulang keringnya membuatnya menyerapahiku.
"Kalau aku tidak sedang sakit kepala, kakimu sudah kupatahkan baek." Ucapku lalu merebut obat di genggaman baek dan meminumnya. Dia tidak akan berhenti membujukku sampai aku menurutinya.
"Nah, begitu kan lebih baik." Baek mengusap rambutku seolah aku adalah anak yang sedang dipuji karena menurut pada ayahnya. "Baiklah, kalau begini aku jadi tenang untuk meninggalkanmu. Hati hati ya, jangan bicara pada orang asing, dan jangan pulang larut malam, mengerti?"
"Sekali lagi kau bicara dengan nada seperti itu, kakimu betulan akan ku patahkan." Ucapku menepis tangannya yang masih mengusap kepalaku. Baek terkekeh lalu berdiri melangkah keluar.
Aku kembali menyandarkan punggungku memejamkan mata, tapi suara baek kembali mengangguku.
"Chalgaa... Chaljine... uljima... uri aegi..." aku melempar bantal sofa kearah pintu yang sayangnya tidak mengenainya. Baek malah memunculkan kepalanya dan mengejekku dengan ekspresi wajahnya itu.
.....
Oke, seharian ini aku tidak sepenuhnya bekerja. Karena Sebagian besar ku habiskan untuk tidur di ruang kesehatan khusus untuk pegawai hotel. Entah sudah berapa lama aku tertidur, yang pasti saat aku keluar hotel langit sudah berubah gelap.
Baiklah. Ray Na kuatkan dirimu, baek dan Chanyeol pergi keluar kota. Yang artinya kau harus naik bus untuk pulang.
Sial sekali lima hari ini aku seperti sedang berakting drama melow. Mulai dari dikhianati pria, dilabrak kekasih sang pria, lalu tertimpa sakit dan parahnya semua temanku sedang sibuk sendiri. Dan aku hanya bisa menerima, mau protes, tapi bagaimana?
Aku jadi teringat pesan ibu, dia bilang_
"Jangan mengeluh kalau tertimpa masalah, tapi berdoa. Minta pertolongan pada-Nya."
Aku jadi rindu ayah ibu. Hmm sudah berapa lama aku tidak mengunjungi mereka? Mungkin setengah tahun, terakhir kali aku pulang saat malam tahun baru.
Langkahku terhenti saat kepalaku tiba-tiba terasa pening. Aku menggelengkan kepalaku mencoba menghilangkan rasa pusing, tapi sialnya malah semakin bertambah. Pandanganku mulai buram.
Oh tidak, jangan sekarang. Ya Tuhan, tolong aku, siapapun tolong aku.
Terakhir yang aku lihat seseorang bergegas mendekat ke arahku dan memanggil namaku sebelum semua berubah gelap.
......
Aku mengerjapkan mataku, mencoba perlahan membuka mataku.
"Kau sadar Ray Na-ssi?" Aku menoleh kesamping, menemukan sehun yang tengah menatapku khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Sugar Baby ( KAI )✔
Historia Corta⭐Work 2021⭐ 🔞 My glad if you're following me before read this story♥ Mature Content!!!!! 21+ Some part have private "Don't say no! just hear my word and enjoy our sweet moment. Baby girl~" Kaiden Kim. Publish : 15_01_2021 Finish : 05_07_2021 #1 ex...