Sebelas

49 17 2
                                        

Gua suka pelangi
.
.
.

Senja terlihat sangat canggung saat di jalan. Mereka berdua hanya diam membisu. Bagaimana tidak, Agas yang menggunakan helm fullface nya tidak terdengar oleh Senja jika ia bicara, apalagi saat di perjalanan seperti ini. Ia pun tidak bisa mendengar Senja bicara apa.

Senja hanya terdiam sambil memegangi ujung belakang jaket milik Agas, walau Agas sudah menyuruhnya untuk memegang pundaknya.

Langit yang tadinya cerah kini berubah menjadi mendung. Awan gelap terus bergerak disertai angin yang membuat hawa tampak meyeramkan. Sepertinya hujan akan turun disertai angin.

Senja mendongakkan kepalanya ke atas, melihat langit. Agas tetap melajukan motornya di bawah mendung itu.

Tik

Rintik hijan baru saja mendarat dan membasahi pipi Senja. Ia menatap ke depan, memajukan kepalanya ke kepala Agas, ia akan mengatakan kalau hujan sebentar lagi akan

Zrrssshhhh!!

Hujan sudah turun terlebih dahulu dan membasahi mereka berdua sebelum Senja mengatakannya pada Agas. Agas yang mengendarai motor langsung menepi ke pinggir jalan. Mereka berhenti di sebuah toko yang sudah tutup dan area depannya cukup untuk mereka berteduh sampai hujan mulai reda. Agas memarkirkan motornya dan langsung buru-buru meneduh agar tidak basah.

Ia membuka helmnya dan mengusap jaketnya yang terkena basahan air hujan.

Sambil mengusap jaketnya, Agas berdecak kesal.

Kenapa harus hujan?

Ia paling benci hal ini, hujan. Hujan membuatnya menjadi basah, hujan menghambat aktivitasnya diluar, hujan membuat orang berlarian kesana kemari, hujan membuatnya kesal, hujan sangat menyusahkan!

Senja menatap Agas, melihat raut muka yang sepertinya tidak suka dengan turunnya hujan ini.

"lo nggak suka hujan?" tanya Senja sambil memandangi tumpahan air hujan yang terus mengguyur bumi.

Agas melirik Senja yang kini mulai mengulurkan tangannya menyentuh air hujan. Senja tersenyum saat air membasahi telapak tangannya yang kering.

"enggak" Jawab Agas singkat.

Senja masih fokus dengan air hujan itu, "padahal hujan itu salah satu anugerah terindah yang tuhan turunkan ke bumi. Kenapa lo nggak suka?" tanyanya menyelidik.

"hujan itu nyusahin"

"tapi hujan buat banyak orang seneng"

Agas melirik Senja, "lo suka?"

"iya"

Agas tersenyum, menyelipkan tangan kirinya ke saku celana, sedang tangan kanannya memegangi helm fullface miliknya. Kemudian menatap hujan, menghela nafas panjang. Sebenarnya hanya ada satu hal yang ia suka dari hujan, mereka meninggalkan jejak berupa pelangi.

"gue suka pelangi" ucap Agas.

"gue juga suka, tapi gue lebih suka hujan daripada pelangi. Karna mereka datangnya sesaat setelah itu pergi lagi. Dia nunjukin sesuatu yang indah setelah itu menghilang. Walaupun keduanya sama tapi pelangi nggak akan ada kalau hujan nggak turun" tutur Senja pada Agas.

AREGAS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang