Awal
.
.
." Agas! " panggil seseorang dari kejauhan.
Merasa namanya terpanggil, remaja yang tengah duduk meminum segelas wine itu menoleh mencari asal suara. Dari kejauhan, terlihat seorang pemuda berjaket datang ke arah remaja itu. Tau jika ada yang mendekatinya, Agas meletakkan gelas wine yang ia pegang dan menoleh ke arah pemuda itu.
" gas, besok sekolah, lo masih mau minum-minum? " pekiknya sambil memegang bahu Agas.
Mata Agas terlihat sangat sayu dan wajahnya sudah memerah karena terlalu banyak minum. Agas menunjuk salah satu pemuda di sebelahnya yang sudah lebih dulu tidak sadarkan diri.
" Teo lebih parah " ujarnya acuh.
Vigar sudah terbiasa dengan kelakuan temannya itu. Menghabiskan waktu di basecamp atau di bar untuk sekedar minum. Walaupun satu geng, kebiasaannya agak berbeda. Ia tidak suka minum, tapi ia pernah mencobanya.
Vigar terdiam sejenak, menatap teman-temannya yang sudah mabuk. Ia menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, lalu melihat ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Sudah cukup larut bagi seorang pelajar apalagi sampai berganti hari. Mau tidak mau ia harus membawa mereka pulang.
~~¤~~
Waktu menunjukkan pukul 07.30, saatnya melakukan upacara bendera pada senin pagi. Semua siswa sudah berkumpul di lapangan dengan pakaian yang lengkap. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Agas, bad boy tapi pintar. Ia dan gengnya sama saja, bad boy tapi pintar.
Agas berjalan sambil menggendong tas di bahu kanannya. Ia berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah yang sudah tertutup. Dari kejauhan ia melihat 2 gadis yang tengah berdiri di depan gerbang dan ikut telat bersamanya. 2 gadis itu terlihat gelisah sepertinya anak rajin dan tidak pernah telat. Ia lalu berjalan dengan santai ke arah gerbang.
" minggir! " ucapnya lantang.
Kedua gadis itu langsung menoleh. Terlihat salah satu gadis menatapnya agak lama. Gadis yang satunya hanya menatapnya sebentar.
Suka semena-mena.
Memang, perion suka semena-mena bahkan terhadap guru. Geng bernama 'perion' itu suka semena-mena bak seorang raja walaupun mereka hanya seorang murid. Mereka lebih famous daripada guru bk.
Tanpa memperdulikan kedua gadis itu, Agas masuk dengan memanjat gerbang sekolah yang tinggi dengan lihai seakan sudah terbiasa memanjatnya. Satu lagi tambahan, tidak memikirkan akibat yang akan ia terima.Kedua gadis itu hanya menatapnya memanjat dan terdiam seperti patung. Tak lama setelah Agas memanjat gerbang, satpam membuka gerbang untuk mereka berdua. Beruntung mereka masih dibukakan gerbang, kalau tidak mereka harus pulang tanpa menimba ilmu.
" upacaranya bentar lagi selesai " ucap satpam itu.
" bapak tadi enggak liat ada yang manjat gerbang ? " tanyanya.
" enggak ada yang manjat, dari tadi saya di pos "
Kedua gadis itu mengerutkan alisnya bingung, lewat mana Agas?
Kriiingg.....
Bel istirahat berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin. Tapi bel itu tidak berlaku pada kedua gadis yang telat tadi. Mereka berdua dihukum di tengah lapangan sembari hormat kepada sang saka merah putih sampai jam istirahat usai.

KAMU SEDANG MEMBACA
AREGAS [ON GOING]
Teen FictionRanendra Aregas. Lahir di keluarga kaya raya nggak membuat gue bangga atau pun bahagia dengan kenyataan itu, tapi banyak orang bilang gue beruntung. Justru gue ingin lahir di keluarga lain, nggak seperti keluarga gue yang sekarang. Orang nggak tau b...