Dua Satu

20 8 0
                                        

Mereka Berenam tengah berada di kantin setelah aksi pencekikan terhadap Teo.

Teo menatap mereka tajam, kesampingkan Vigar. Dia hanya diam bergelut dengan ponselnya. Pemuda itu selalu saja begitu.

"Kalo gue mati gimana?!" Serunya.

"Dikubur ngab, susah amat. Entar kita pada layat" Jawab Seka.

"Jingan lo!" Semprot Teo.

"Ihh, kasar" Cicit Agas "Tapi gue suka" Lanjutnya.

"Btw ulangan Rendy mana? Tadi dikasih ke siapa?" Tanya Gara.

Ibram mengeluarkan kertas yang ia lipat menjadi kecil dari saku celananya. "Nih" Menyodorkannya ke depan.

Buru-buru mereka mengambilnya, penasaran. Saat dibuka...

Zonk!

Hasilnya bahkan lebih kecil daripada Gara, sungguh mengenaskan.

"Gue tebak dia bakalan dapet peringkat kedua pas kelulusan" Ucap Agas. Membuat semua menoleh.

"Dari bawah" Lanjut Vigar.

Vigar kalo ngomong suka bener bin nyakit!

"Mau jenguk si Rendy nggak?" Tanya Teo pada semua.

Agas mengangguk, lagipula ia pergi tanpa pamit. Pasti Rendy sedih. Tapi boong.

~~¤~~

Saat hendak menuju keluar area sekolah, atensi Agas teralihkan pada satu objek,Senja.

Cewek itu berdiri di depan gerbang. Buru-buru ia menghampirinya.

Agas memberhentikan motornya di depan Senja, membuatnya menoleh.

"ngapain lo disini?" Tanya Agas.

"Nunggu ojol" Jawab Senja.

"Emang lo nggak ba—" Agas merapatkan kembali mulutnya. Ia lupa, tadi pagi kan ia yang menjemput Senja.

"Gue anter"

"Terus abang ojolnya?"

"Cancel"

Enteng kalo ngomong. Tapi ujung-ujungnya Senja menurut.

5 motor berhenti di samping Agas, membuat Senja mengernyit.

"Lo mau kemana?" Tanyanya yg sudah berada di belakang Agas.

"Hehe,, jenguk Rendy dulu"

Sialan! Tau begitu mending Senja bersama ojol saja yang langsung ke rumah. Ini malah mampir dulu. Tapi tidak apa-apa, tidak ada salahnya.

Mereka sampai di rumah sakit dengan selamat. Kemudian berjalan menuju kamar Rendy.

Rendy tengah duduk sambil bermain ponselnya. Sungguh ia sangt bosan!

"Hellooo Rendy pren gue!" Sapa Teo yang baru saja membuka pintu.

Rendy meoleh "ngapain kalian kesini? Gue udah nggak butuh kalian!" Sarkasnya.

"Yaudah, balik kuy" Ajak Agas.

"Huaaaa jangaaaaann! Gamau gasuka gelay" Rengeknya seperti anak kecil.

Senja tertawa kecil melihat Rendy. Ia kemudian melirik tangan Agas.

"Gas, tangan lo udah sembuh?"

Agas menoleh, memberikan seulas senyum "Udah, berkat lo"

Tanpa sadar jantungnya berpacu dengan cepat. Sejak kapan Agas aneh begini?

"Gue udah bilang ke abang lo kalo lo bakalan pulang telat, jadi tenang aja" Lanjutnya.

AREGAS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang