Delapan Belas

29 9 10
                                        

Banyak musuh di sekeklilingmu
.
.
.

Agas dan sebagian anggota Perion sekarang sedang berkumpul di kantin. Mereka memenuhi area kantin, hanya beberapa meja yang diisi oleh siswa lain.

Mereka sedang berpesta ria. Pasalnya, Deka barusaja mengirim uang taruhan balapan kemarin yang nominalnya begitu tinggi.

"Mantap, pesta kita bos" Ucap Seka.

"Makan sepuas lo, yang penting siap kalo diajak tempur"

"Siaap!" Jawab mereka serentak.

Merasakan ponsel yang ia simpan di saku celana bergetar, Agas yang tengah meminum minuman bersoda itu meletakkan minumannya di atas meja kemudian membuka ponselnya.

From : 081234xxxxxx

Lo wajib waspada, karena banyak musuh di sekeliling lo

Agas menautkan kedua alisnya secara bersamaan, Penasaran dengan pengirim dari pesan ini. Banyak pertanyaan berputar di otaknya, yang paling utama adalah siapa pengirimnya? Apa motif dan tujuan orang itu mengirim pesan singkat ini padanya? Tau darimana orang itu nomornya? Apa orang itu mengikutinya sehingga bisa memgatakan ini? Atau bahkan, orang ini mengenalnya?

Lamunannya langsung buyar saat ada seorang siswi yang mengatakan jika di lapangan ada segerombol geng bermotor yang sedari tadi meneriaki nama Agas dan Vigar.

"Agas! Vigar! Lo berdua harus cepet ke lapangan karna mereka dari tadi manggilin nama kalian. Terus mereka nyandera Senja, Gheitsa sama Risa" Jelas siswi itu dengan nafas yang terengah-engah.

"Nyandera?" Tanya Teo tak percaya.

"Ah, bukan nyandra si, tapi kaya umpan biar lo pad—"

Braakkk!

Agas berdiri sebari menggebrak meja. Pasti ini ulah Sylver. Agas yang sudah tersulut emosi langsung menerobos teman-temannya dan pergi menuju lapangan, guna menghentikan Deka dan antek-anteknya merusak sekolahnya atau melukai anak Nusantara.

"Bilangin sama siswa lain jangan ada yang ke lapangan" Perintah Vigar yang langsung mendapat anggukan dari siswi tadi.

Semua anggota Perion yang berada di kantin langsung menuju lapangan mengikuti Agas. Ini adalah kesekian kalinya Sylver mendatangi sekolah mereka.

Agas yang barusaja sampai di lapangan membelalakan kedua matanya ketika melihat Deka yang meletakkan tangan kanannya di bahu Senja. Gadis itu terlihat takut, ia hanya menunduk sedari tadi.

"Macem-macem gue tonjok lo!" Ancam Gheitsa yang menepis tangan Marlin, teman Deka.

"Uuuw, takut gue" Ledeknya kemudian terkekeh pelan.

Agas yang tak terima melihat anak Nusantara dijadikan umpan untuknya keluar langsung memanggil nama Deka dengan lantang, membuat cowok itu tersenyum menyeringai.

"DEKA!" Teriaknya.

Deka menoleh, " Akhirnya dateng juga, dari tadi dipanggilin nggak nongol-nongol, untuk ni cewek bertiga lewat" Ucapnya kemudian menatap Senja.

Agas berusaha menahan emosinya yang sebentar lagi akan meluap, disini masih ada banyak siswa.

"Lo bertiga! Buruan sini!" Seru Teo.

Deka menyeringai, "Eits, enak aja. Minta maaf dulu lo sama gue, baru gue serahin mereka" Balasnya.

Tak sabar, Agas segera maju ke arah Deka namun gerakannya terhenti saat Vigar mencegahnya dengan memegang bahu Agas. Agas lalu menoleh, melihat Vigar yang berusaha untuk tidak membuat keributan.

AREGAS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang