Dua Enam

13 2 0
                                        

PERMAINAN DAN JEBAKAN
.
.
.

"Dalam setiap permainan pasti akan ada akhirnya. Jika tidak, permainan itu tak akan pernah tercipta"

♡Happy reading♡

Senja menghampiri Agas yang tengah duduk di sudut kantin. Ia menggenggam sebuah kotak bekal di tangannya, niatnya akan diberikan pada Agas.

Gadis itu langsung menarik kursi di samping Agas membuat pemuda itu menoleh menatapnya. Ia tersenyum, begitu juga dengan pemuda itu.

"Pagi menjelang siang, sayangnya aku" Sapa gadis itu tanpa malu.

Pemuda itu mengusap gemas pucuk kepala gadisnya, "Pagi kembali, sayang. Kamu gemesin banget hari ini, jadi makin sayang" balas pemuda itu melontarkan gombalan. (bukan gombalan baju lho)

Senja menatap pemuda itu menyelidik "Emang kemaren-kemaren nggak gemesin?"

"Enggak, kan kemaren-kemaren belum jadi pacar aku" Ujarnya sambil terkekeh pelan.

Senja lalu meletakkan kotak bekal itu di hadapan Agas sambil tersenyum ke arahnya.

"Nih, aku bawain buat kamu. Makan yang banyak ya, kamu harus kuat!" Tuturnya sebagai bentuk kepeduliannya.

"Iya, aku bakalan kuat. Itu semua berkat kamu" Balas Agas dengan mencubit gemas hidung Senja.

"TERUS, TERUSIN AJA! NGGAK ADA ORANG KOK DISINI!" Ucap Teo dengan keras dan penuh penekanan di setiap katanya.

Teo menatap tajam kedua oknum yang sedang kasmaran itu, sedari tadi ia sudah menahan dongkol melihat ulah keduanya.

Mereka berdua benar-benar menghiraukannya yang memang sejak tadi berada di samping Agas.

Memang tidak berperi kehatian di depan seorang jomblo. Sunggguh menampar sekali kenyataan ini.

"pasangan baru emang bucin banget, serasa dunia milik berdua!" Cercanya.

Agas terkekeh pelan "Awas aja kalo sampe lo bucin ya"

Teo mendengus, "NGGAK! Nggak akan gue bucin!"

"Berani taruhan?"

"BERANI!"

"Oke satu apel keroak?"

"Oke satu iphone!"

Senja tertawa melihat wajah Teo yang sepertinya memang sangat kesal melihat mereka berdua.

Ditambah Agas yang malah membuat taruhan aneh pada pemuda itu.

Panas banget itu dadanya Teo.

Teo menutup mulutnya setelah mengatakan itu pada Agas. Kalau ia sampai bucin bagaimana?

"Nyesel kan lo ngomong?" Tanya Agas.

Teo melotot "NGGAK SAMA SEKALI!"

Agas mengangguk percaya namun seolah meremehkan, kita lihat saja nanti bagaimana.

Pemuda itu kemudian memakan isi bekal yang merupakan sebuah sandwich, lalu menatap ke arah Teo yang terlihat masih memikirkan masalah tadi.

"Makan dulu gih biar otak lo fresh. Dari tadi lo mikir mulu kasian gue" Ucap Agas sambil menyodorkan sandwich yang telah ia gigit pada Teo.

Teo melahap sandwich pemberian Agas, "Gue mikirin taruhan barusan" Ucapnya pelan.

"Anjir! Gue kira mikirin teror elo!"

"Itu juga kali!"

"Terus?" Tanya Senja tiba-tiba yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AREGAS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang