"Makasih udah berusaha kuatin aku"~Agas
Happy Reading♡
~~¤~~
Senja sekarang berada di rumah. Lebih tepatnya ia sedang di interogasi oleh abangnya perihal kejadian di sekolah tadi.
Ia tengah mendapat tatapan tajam yang tak kunjung teralihkan.
"Gue mau ganti seragam dul—"
"Enggak!"
Senja mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia harus mencari alasan lain.
"Mau ambil min—"
"Enggak!"
"Mau pipis"
"Duduk Senja!" Gertak Zein kepada Senja yang tengah berdiri.
Senja menggaruk lehernya yang tidak gatal, lalu ia kembali duduk.
"Jawab pertanyaan gue dulu"
Senja hanya diam sambil menunduk. Tidak sopan juga kalu ia balik menatap Zein dengan tatapan yang sama.
"Kenapa bisa sampai pingsan?"
"Sesak" Jawab Senja enteng.
"Ya tau sesak, gara-garanya apa?"
Senja menghela napas pelan, kemudian menatap Zein dalam.
"Gue...gue...dijemur di lapangan gegara telat"
"Terus?"
"Ya pingsanlah, nggak terus terus" ucapnya lalu mengoceh sendiri. "Tapi bang, lo dulu sembuhnya gimana sih? Kepo nih?"
Zein berfikir sembari meletakkan jari di dagunya.
"Gue cuma nambah nafsu makan, terus kata dokter gue udah sembuh" jelasnya setelah mengingat-ingat.Senja memincingkan matanya tak percaya, mana mungkin abangnya sekuat itu? Dia saja beberapa kali pingsan karena itu.
"Apa iya sih? Emang lo kuat? Setau gue lo tu lemah bang" ejek Senja seperti tak memiliki dosa.
"Buktinya sekarang gue sembuh" Sergah Zein dengan cepat.
Senja langsung diam, kata-kata abangnya memang benar, sekarang ia sudah sembuh. Hanya Senja yang memiliki asma sekarang. Mungkin suatu saat akan sembuh atau mungkin akan membuat si pemilik kehilangan nyawa.
~~¤~~
Agas sekarang sudah berada di depan rumahnya dengan jalan terpincang-pincang menuju pintu utama. Gara-gara perkelahian tadi siang kakinya masih sedikit ngilu.
"Sialan! Bengkak ni kaki besok!tapi semoga aja enggak"
Agas perlahan membuka pintu rumahnya. Ia mendapati seorang lelaki dan dua perempuan tengah duduk di ruang tamu rumahnya.
Agas menoleh ke arah lelaki 40-an yang tengah duduk itu, itu papanya. Ada apa mereka ke sini malam-malam?
Hendrawan yang lagi-lagi melihat anaknya dalam keadaan babak belur setiap ia kesini langsung berdiri namun dicegah oleh Sinta.
"Pah, jangan" Ucapnya pelan.
Hendra kembali duduk. Agas menatap Sinta dalam, lalu beralih menatap perempuan yang ada di samping Hendra, istri Hendra.

KAMU SEDANG MEMBACA
AREGAS [ON GOING]
Novela JuvenilRanendra Aregas. Lahir di keluarga kaya raya nggak membuat gue bangga atau pun bahagia dengan kenyataan itu, tapi banyak orang bilang gue beruntung. Justru gue ingin lahir di keluarga lain, nggak seperti keluarga gue yang sekarang. Orang nggak tau b...