Lima belas

57 13 6
                                        

Semua ini karna telat!
.
.
.


Pukul 07.25

Senja menuruni anak tangga sembari membenahi jam tangannya. Pagi itu ia terlambat bangun, alarm yang dihidupkan pun tidak berfungsi. Alhasil ia terburu-buru dan tidak sempat untuk sarapan.

" Bang Zein! Bang Zein! Bang!" Teriak Senja.

Senja celingukan kesana kemari mencari Zein. Zein yang tidak memunculkan diri membuat senja semakin kesal.

"manasi nih orang? Mana udah telat lagi!" Ia bermonolog pada dirinya sendiri.

Senja mendengus kesal. Sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup, dan ia masih berada dirumah. Ia tidak ingin terlambat lagi dan berakhir di tengah lapangan sembari hormat kepada sang saka merah putih.

Kala itu adalah hal paling memalukan baginya. Tapi sekarang dia masih berada di rumah. jika saat itu bersama Gheitsa, tapi sekarang ia sendiri.

"bang buruan, gue udah te-"

Ting!

Mendengar suara pesan masuk, senja menghentikan ucapannya dan langsung memeriksa ponselnya.

Ia diam terpaku saat melihat pesan dari Zein. Wajahnya berubah menjadi kesal. Ia kemudian mematikan layar ponselnya dan mengantonginya kembali.

"dasar abang lucknut! Gue ditinggal? Terus gue mau berangkat sama siapa? Mama Papa udah berangkat, motor nggak ada, mobil nggak ada, gimana coba? Ih kesel banget sih!" cerocosnya.

Dengan terpaksa, senja berangkat sekolah menggunakan kendaraan umum-taksi atau bus.

Dengan berpegang uang yang cukup dan alis yang mengerut, Senja berjalan menuju pintu utama dan bersiap untuk meninggalkan rumah. .

"dasar abang laknat!" ucapnya sembari mengunci pintu utama rumahnya.

"woy! Lama banget lu!"

Senja terkejut bukan main. Ia reflek langsung membalikkan tubuhnya.

"Se..se...sejak kapan lo disini?" tanya Senja saat melihat Agas ada di depan rumahnya.

Agas yang tengah bertengger di atas motornya sembari bermain game langsung memberhentikan aktivitasnya. Ia kemudin mengjadap ke arah Senja.

"sejak setahun yang lalu!"

"bohong!"

" ya iyalah!"

Senja tidak habis fikir dengan pemuda yang ada dihadapannya ini. Tingkahnya sungguh membuatnya jengah.

"pulang sono lo!" perintah Senja.

Agas mengeluarkan senyuman miringnya, "mau berangkat nggak lo?"

Ya tuhan! Dia lupa. Ia sudah terlambat. Bagaimana kalau sampai diocehi oleh guru nantinya?

Tanpa basa basi Senja langsung menaiki motor Agas dan tak berfikir apa yang akan cowo itu katakan nanti.

Bodo amat!

Sebenarnya itu memalukan, tapi mau bagaimana lagi?

"cepetan!" titahnya.

Agas kemudian melajukan motornya meninggalkan halaman rumah Senja.
.
.
.

Ckiitt!

Agas menginjak rem mendadak, membuat kepala Senja berbenturan dengan helm miliknya.

"nggak nyelo banget!" ujarnya kesal.

"bacot!"

Agas memberhentikan motornya tepat di depan gerbang sekolah. Senja menatap gerbang yang sudah tertutup itu sembari turun dari motor agar. Agas membuka helmnya, kemudian membenahi rambutnya.

AREGAS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang