"Apakah aku selalu terlihat salah?"
~~¤~~
Kak Sinta
| kmu nggak usah kesini,
Papa lgi emosiTapi aku udh di lobi|
15.44Read.
| pulang aja, tunggu di rmh
Pemuda itu menatap layar ponselnya jengah sembari menghela nafas pelan. Mungkin ia akan pulang saja atau lebih baik pergi ke makam mamanya.
Ia berbalik tanpa memberitahu gadis yang berdiri di sampingnya, membuatnya bingung.
"mau kemana?" tanya gadis itu.
"ayo ke makam mama" balas pemuda itu.
Gadis itu kemudin membuntuti pemuda itu, dan mereka berdua pergi ke makam mama Agas.
Suasana pemakaman yang sepi di sore hari itu ditambah bau bunga kamboja yang khas membuat gadis itu mengusap lengannya pelan.
Masih dengan seragam sekolahnya, gadis itu menemani pemuda yang kini sudah berdiri di depan gundukan sembari memegang bunga mawar.
Keduanya kemudian bersimpuh di depan gundukan itu sambil memandangi nisan yang dibuat sepuluh tahun lalu itu.
SANDRINA WULANDARI
BINTI
DANI FEBRYAN
WAFAT : 28 DES 2011
LAHIR : 4 JULI 1978
Agas meletakkan bunga yang selalu ia bawa saat berkunjung ke makam sang mama. Dadanya terasa sesak begitu mengingat sang mama. Walau terdapat kenangan indah yang tercipta, namun kesan terakhir yang tercipta justru kenangan buruk yang sama sekali tidak diharapkan."Hari ini aku nggak sendiri mah" Ucapnya kemudian melirik ke arah Senja.
Gadis itu tersenyum getir, sebenarnya hatinya juga terasa nyeri melihat ini.
"Sore tante, aku Senja temennya anak tante. Dia orangnya baik, suka nolong aku, dan aku suka dia" Jelas gadis itu.
Agas menoleh ke arah gadis itu, menatapnya cukup lama. Pemuda itu lalu kembali menatap gundukan itu dengan pilu.
"Aku udah nepatin janji aku ke mama kalo aku akan bawa seseorang kesini. Sekarang gantian mama, mama harus tepatin janji yang mama buat kalo kita akan ketemu di tempat yang lebih indah" Tutur pemuda itu dengan suara yang bergetar.
Melihat pemuda itu kini mulai terisak pelan membuat gadis itu mengusap punggung pemuda itu pelan. Gadis itu juga mulai meneteskan liquid bening yang sedari tadi ia tahan agar tidak jatuh.
Kedua remaja itu menangis, namun mereka berusaha menyembunyikannya walau satu sama lain mengetahuinya.
~~¤~~
Agas menutup pintu mobil diikuti Senja yang kini berjalan ke arahnya. Gadis itu menolak untuk pulang karna ia ingin menemani pemuda itu untuk malam ini, setidaknya sampai pemuda itu tidur saja. Lagi pula ia sudah meminta izin kepada orang tuanya untuk pulang malam.
Pemuda itu berjalan menuju gadis cantik itu, terlihat sedikit canggung di antara mereka.
"Soal omongan gue tadi di makam, gue cum—"
KAMU SEDANG MEMBACA
AREGAS [ON GOING]
Novela JuvenilRanendra Aregas. Lahir di keluarga kaya raya nggak membuat gue bangga atau pun bahagia dengan kenyataan itu, tapi banyak orang bilang gue beruntung. Justru gue ingin lahir di keluarga lain, nggak seperti keluarga gue yang sekarang. Orang nggak tau b...