"AAAARRGHH!"
"AAAAAAAARRGHH!"
"BRENGSEK! SEMUA BRENGSEEEEKK!!"
Agas berteriak dengan sangat kencang di tepi pantai. Senja yang berdiri di samping mobil pemuda itu hanya bisa menatap pemuda itu dari jauh.
Biarkan dia mengeluarkan segala emosinya dibawah sinar rembulan yang terang ini.
Pelan tapi pasti, pemuda itu tak mengeluarkan suara lagi. Ia hanya diam memandangi laut yang gelap tanpa cahaya dengan penampilan yang sudah tidak tau seperti apa.
Kecewa? Jelas dia kecewa.
Pemuda itu kembali meneteskan air matanya tanpa mengeluarkan suara. Ia bersimpuh, pandangannya kini tertunduk sambil mulai terisak pelan.
Laki-laki tidak boleh menangis.
Seketika ia teringat dengan perkataan sang mama yang pernah dikatakan kepadanya. Benar, ia tidak boleh lemah karna hal ini.
Pemuda itu kini menghapus air matanya kasar, lalu menegakkan kepalanya.
Ia kemudian menoleh ke belakang saat sebuah tangan mengusap punggungnya dengan pelan.
"Lo hebat udah bisa ngelewatin ini selama 10 tahun" Ucap gadis itu, kemudian tersenyum.
Benar, ia sudah bisa melewati ini selama 10 tahun.
~~¤~~
Vigar dan Teo tengah fokus bermain game online di kantin. Sekarang, para anggota inti Perion tengah berkumpul di kantin, dan pastinya di meja yang sering mereka duduki.
Jika Vigar dan Teo tengah bermain game online, lain dengan Rendy, Ibram, dan Seka yang sejak tadi memperhatikan Agas yang tingkahnya sangat aneh hari ini.
"Kayaknya dia lagi pms deh, makanya aneh" Ucap Seka tanpa berfikir.
Plak!
Plak!Perkataan Seka barusan membuat Rendy dan Ibram kompak memukul kepalanya secara bersamaan membuatnya mengaduh kesakitan.
"Sakit njir!" Seru Seka.
"Tolol!"
"Mau keluar darimana goblog!" Damprat Rendy.
Seka nyengir, menunjukkan sederet giginya yang putih. "Salah. Pikir lagi" Ucapnya.
Kini ketiga pemuda itu kembali terdiam memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi pada leadernya itu.
Setelah beberapa menit berfikir, ketiga pemuda itu secara bersamaan menatap Agas yang tengah menyembunyikan kepalanya diantara tangan kekarnya, kemudian saling menatap dengan mata yang membelalak.
Ketiga pemuda itu mendapat pemikiran yang entah datang darimana dan buru-buru mengeluarkan pemikiran yang entah benar atau tidak secara bersamaan.
"Motor ilang!"— Ibram.
"Kalah balapan sama Deka!"— Seka.
"Diputusin Senja!"— Rendy.
Semua yang ada di meja itu sontak menoleh ke Arah Rendy, termasuk Agas yang sejak tadi menyembunyikan kepalanya kini menatap sahabatnya itu.
Memangnya sejak kapan mereka resmi berpacaran??
Plak!
Kini giliran Rendy yang mendapat pukulan dari Seka.
"Kapan pacarannya anjim! Udahlah prustasi gue mikirin masalah orang! Masalah gue aja belum tentu terselesaikan!" Racau Seka mengacak rambutnya asal.

KAMU SEDANG MEMBACA
AREGAS [ON GOING]
Teen FictionRanendra Aregas. Lahir di keluarga kaya raya nggak membuat gue bangga atau pun bahagia dengan kenyataan itu, tapi banyak orang bilang gue beruntung. Justru gue ingin lahir di keluarga lain, nggak seperti keluarga gue yang sekarang. Orang nggak tau b...