Chapter 29 - Bentuk Cinta

1.2K 275 139
                                    

Reyno yang baru pulang ke rumah dikagetkan dengan keadaan di sana. Sang mama ada di ruang tengah dengan sesosok pria asing yang kelihatan bercengkrama hangat dengan wanita cantik tersebut.

"Ma?" Reyno memanggil pelan, menarik antensi dua sosok di hadapan.

Cahya mengulas senyum lebar ketika mendapati anaknya yang baru aja pulang dari sekolah. Cahya bangkit untuk memperkenalkan sosok lain di antara mereka.

"Ah sini sini Reyno, kenalan sama calon papa baru kamu."

Langkah lelaki berhidung bangir itu terhenti selama satu detik sebelum akhirnya kembali mendekat sambil ngulas senyum tipis.

"Selamat siang Reyno, perkenalkan nama saya David Sanjaya, kamu bisa memanggil saya senyaman kamu aja." Sosok yang mengaku bernama David itu mengulurkan tangan disertai senyuman hangat, terlihat cukup baik.

"Ah iya om." Reyno masih agak blank sekarang.

"Ayo duduk dulu No, mama bikinin teh." Cahya berjalan riang menuju dapur, masih asik kesemsem gara-gara ketemu sama sosok yang bisa mengobati luka di hatinya setelah perceraian dengan sang suami beberapa bulan lalu.

Reyno memilih untuk menurut, duduk di samping pria yang kemungkinan besar adalah kekasih mamanya.

"Om sama mama pacaran?" Reyno memulai basa basi, gak ada aura penolakan, pemuda kelahiran Oktober itu terlihat cukup welcome. Asal sosok tersebut bisa ngejaga sang mama dengan baik, gak ada masalah. Reyno cuma gak mau Cahya yang begitu ia sayangi kembali tersakiti.

"Iya Reyno, kami juga berencana menikah kalau seandainya kamu berkenan."

Yang lebih muda tertegun, gimana ya, ini aja baru pertemuan pertama, dia hanya takut kalau David itu gak sebaik kelihatannya.

Padahal Reyno cuma gak tahu apa yang sebenarnya terjadi. David itu salah satu teman kantor sang mama, dia duda anak satu karena sang istri yang meninggal gara-gara sakit. Pemuda tampan itu begitu baik, sering ngebantu bantu Cahya bahkan ketika situasi sulit seperti sekarang, dia tetep mengulurkan tangan.

David dan juga Cahya sepakat menikah bukan karena cinta, lebih ke arah kebutuhan. Anaknya David yang perlu sosok mama dan Reyno yang perlu sosok papa. Mereka melakukan ini hanya untuk buah hati masing-masing. Cuma ya, gak ada benci-bencian, kalau lama bersama, bisa aja benih-benih tjintah bakal muncul juga. Dan ya, beginilah akhirnya sekarang.

Mungkin nanti Reyno akan berdiskusi sama sang mama, kalau sosok tersebut yakin dan bahagia, ya udah si tampan gak akan melarang.

Gak seberapa lama Cahya kembali dengan segelas teh di tangan, ikut duduk bergabung di sana sambil cengengesan, "Anak David juga nuntut ilmu di sekolah kamu loh, mungkin aja kamu tahu."

"Namanya siapa ma?"

Cahya noleh ke arah David, memberi kesempatan untuk lelaki tersebut yang ngejawab.

"Anak saya namanya Darka Septa Admaja."

━━━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━━━
t r e n d
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Sore ini Reyno ngerusuh ke rumah Jian, bahkan udah menggelepar gak jelas di kasur si tupai. Tadi dia nelfon minta ketemu, katanya ada berita wah yang harus Jian tahu. Tapi masalahnya begitu tiba di sini, bukannya cerita Reyno malah asik gegulingan gak jelas. Masih terlalu terkejut dengan takdir yang digariskan untuknya.

"Berita besar Ji berita besar. Gila sih gila gila, ini gila banget."

Jian yang sejak tadi duduk di meja belajar sambil ngelihatin kelakuan sang kekasih cuma bisa ngulas senyum sabar. Itu tempat tidurnya udah hancur, padahal susah payah Jian rapiin sendiri.

Trend; Self Injury [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang