Chapter 02 - Sang Anak Baru

2.6K 534 339
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Seorang pemuda berhidung bangir lagi jalan linglung di koridor kelas, kebingungan mencari di mana letak kelas XI IPA 1 yang mana akan menjadi kelas barunya. Gara-gara sang mama yang memutuskan pindah, lelaki tampan itu juga harus ikutan pindah rumah, pindah sekolah dan pindah kehidupan.

Kadang dia ngerasa iri sama kura kura, kemana-mana bawa rumah, bakal aman di dalam sana gak peduli di manapun mereka berada. Cuma ya namanya hidup pasti akan ada yang namanya perubahan, sosok itu pernah denger dulu, hanya ada dua hal yang gak akan berubah, Tuhan dan perubahan itu sendiri.

Namanya Reyno Pratama Putra, bisa kita lihat dari name tag yang terpasang di seragam bagian kanan. Sang murid pindahan yang sempat jadi topik hangat karena 'katanya' punya wajah ganteng. Dan sekarang semua itu udah bukan katanya doang, Reyno emang udah ganteng kayak blasteran surga berakhlak neraka.

"Ah, akhirnya ketemu." Remaja satu itu lantas masuk ke dalam salah satu ruangan yang dia cari sejak tadi. Gak ada guru yang nganter karena mereka tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Sekarang memang hari pertamanya menuntut ilmu di sini, ah dan ya, tentu aja pemuda bermata tajam itu gak tahu gimana kondisi gak jelas di sekolah ini. Semoga aja dia gak pindah sekolah lagi nantinya gara-gara kena mental.

"E-eh, pagi." Lelaki kelahiran Oktober itu berdiri canggung di depan kelas begitu ngedapetin beberapa orang yang udah ada di dalam sana, mandang dirinya bingung karena memang sosok Reyno masih begitu asing.

Salah satu dari mereka –seorang pemuda berparas manis, membuka suara begitu menyadari jika mungkin Reyno adalah sosok anak baru yang dimaksud sejak kemarin.

"Reyno Pratama Putra, si murid pindahan?"

Yang mempunyai nama mengangguk singkat, mencoba ngulas senyum supaya gak dicap sombong. Ketahuilah, stigma orang-orang itu lebih mengerikan dari yang kita kira.

"Iya, gue gak salah kelas kan?"

"Enggak kok, santai. Oh ya, lo bakal duduk di mana?" Sosok bernama Jian itu mengulas senyum manis. Biasalah, anak kesayangan guru meski cukup sering didebat mengenai beberapa hal.

Yang lebih tua gak langsung jawab, mengedarkan pandangan ke sekitar guna mengamati suasana kelas barunya. Cuma ada lima orang yang baru dateng di jam sepagi ini.

"Ah, itu tadi wali kelas nyuruh gue duduk di sebelah murid yang namanya Jian Wijaya."

Reyno mencoba mengingat titah dari Bu Jasmine. Katanya Jian itu murid pinter, jadi nanti bisa ngebantu-bantu pas Reyno kesulitan menyesuaikan diri. For your information, tempat duduk di sekolah ini bebas kok, diacak, gak harus sesuai absen. Dan juga mejanya kepisah-pisah, satu bangku satu orang, mirip seperti sekolah di Jepang.

Sang lawan bicara terkekeh pelan, nunjuk bangku di sebelah dengan jemari mungilnya, "Duduk di sini aja kalau gitu."

"Eh, lo Jian Wijaya?"

Trend; Self Injury [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang