Chapter 03 - Kehidupan Anak SMA

2.3K 496 204
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pagi ini si tupai keluar dari kamar mandi dengan kondisi handukan, tubuh bagian atasnya ke ekspos gitu aja, tapi sayang, gorden jendela sama pintu kamarnya udah ditutup, gak akan ada yang bisa ngelihat pemandangan indah tersebut.

Sambil ngegumamin lagu Dear God milik Avenged Sevenfold, pemuda berpipi tembam itu langsung jalan ke arah lemari kayu yang ada di dalam kamar tersebut, ngambil sebuah seragam batik sebelum akhirnya dia gunain untuk menutup badan mungilnya.

Begitu pintu lemari ditutup, kaca yang terpasang di sana menampilkan pantulan dirinya yang berdiri dalam diam, senandung terhenti, berganti dengan pandangan yang sulit diartikan.

Jian menelisik dengan lekat, kancing-kancing seragamnya belum terpasang sehingga masih menampilkan sedikit permukaan kulit putihnya.

Menyedihkan.

Setelah ngulas senyum singkat, si tembam segera memasang kancing baju yang ia kenakan, ngelepas handuk putih di pinggang dan ngegantinya dengan sebuah celana panjang berwarna putih.

Pakaian dimasukkan. Untuk sentuhan terakhir, sebuah jas almamater hitam dengan design elegan kini melekat di tubuh mungilnya, ngebuat Jian kelihatan begitu rapi dan juga manis di saat bersamaan.

"A-adadah anjir."

Padahal udah siap berangkat ke sekolah, tapi rasa mulas di perut membuat Jian harus menunda kepergian untuk beberapa menit. Sia-sia parfum yang udah dia semprotin beberapa kali tadi, wanginya nanti pasti bakal kecampur sama aroma poop.


━━━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━━━
t r e n d
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Ma, aku berangkat." Jian berujar pas sampai di depan gerbang rumah, ngedorong besi bercat hitam itu ke samping supaya motor scoopy coklatnya bisa keluar.

"Iya, hati hati." Sang mama terlihat muncul dari pintu utama rumah, ngelambaiin tangan mengantar kepergian sang buah hati.

Mereka itu kaya, ada satpam yang berjaga juga, cuma ya selagi Jian bisa ngelakuin sesuatu sendiri, dia gak akan ngerepotin orang lain.

Setelah nutup kembali gerbang besar tersebut, si tupai mulai memacu kendaraan keluar dari area perumahan, melewati beberapa gang supaya bisa sampai ke jalan raya.

Tenang, Jian udah tujuh belas tahun, udah punya SIM dan KTP buat nyoblos, jadi aman lah. Malahan dulu pas awal-awal kedua benda tersebut kecetak, Jian malah sengaja keliling kota nyari razia supaya dirinya bisa pamer SIM. Udah gila emang, untung ngegemasin.

Tinn!!

"Eh anjir!"

Jian latah, refleks ngerem pas ngelewatin belokan gang, biasa lah, ada motor lewat tapi gak ngasih tanda, ngebuat kedua motor itu hampir aja beradu.

Trend; Self Injury [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang