Chapter 05 - Sepuluh Dari Ratusan

2.1K 466 168
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hari ini sekolah ngadain apel pagi karena ada beberapa informasi yang akan disampaikan terkait pengambilan langkah untuk menghadapi fenomena nyeleneh yang belakangan tengah marak terjadi.

Pihak sekolah pada akhirnya menyewa sepuluh orang Psikolog untuk melakukan berbagai tes di sini. Anggaran yang dikeluarkan pastinya gak main-main.

Tentunya barisan siswa-siswi tersebut langsung ricuh begitu ngedenger apa yang Pak Surya sampaikan di panggung kecil yang disiapkan oleh anak-anak OSIS sebelumnya. Sebagian besar ngerasa khawatir, pasalnya selama ini mereka hanya mengikuti trend, bakal malu banget kalau ketahuan pura-pura ngelakuin self harm demi mencari perhatian. Dan sebagian kecil lainnya ngerasa khawatir karena bisa aja penyakit mereka akan terungkap nanti. Tapi ya mau gimana lagi, kalau langkah ini gak diambil, yang ada para pelajar bakal menjadi jadi.

Selama satu minggu ini sepuluh tenaga profesional itu akan datang ke sekolah setiap hari untuk melakukan konseling, psikotes, sesi curhat bahkan sampai tes urine, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa-siswi yang menuntut ilmu di sini menyalahgunakan obat atau enggak.

Ya intinya semua akan terbongkar minggu depan. Meski biaya mahal, tapi setidaknya hasil yang didapat akan sepadan.

"Baiklah, kalian bisa kembali ke kelas masing-masing, nanti satu per satu kelas akan dipanggil untuk melakukan konseling." Pak Surya menutup acara apel pagi tersebut kemudian berjalan kembali ke ruangannya.

Ratusan murid itu lantas membubarkan diri, kembali ke kelas masing-masing seperti yang kepala sekolah perintahkan.

Meski keputusan ini ditentang oleh anak didik, tapi setidaknya pihak sekolah udah mengambil satu tindakan yang tepat.

━━━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━━━
t r e n d
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Jadi, kenapa kamu menyayat lengan sendiri?"

"Saya mengalami depresi."

"Bisa kamu ceritakan sedikit mengenai keadaanmu, apa yang kamu rasakan dan kenapa kamu bisa mengalami depresi? Tenang saja, kamu bisa bercerita apa pun."

"Entahlah, saya hanya merasa tertekan. Saya juga gak memiliki teman karena mengidap anxiety."

"Anxiety? Apakah kamu sudah pernah pergi ke Psikolog sebelumnya?"

"Belum. Tapi saya yakin karena saya gak terlalu suka bergaul, lebih suka sendiri dan gak nyaman berada di tengah keramaian."

Salah satu Psikolog dengan name tag Rian Dinata yang tengah melakukan wawancara itu menganggukkan kepala singkat, mulai mencatat beberapa hal pada kertas laporan sembari tetap mendengarkan curhatan salah satu siswi di hadapannya.

Trend; Self Injury [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang