Chapter 55 - Sosok Populer

1.5K 206 60
                                    

"K-Kak Reyno, aku suka sama kakak."

Reyno berdiri cengo ketika gadis di hadapannya tiba-tiba aja teriak menyatakan perasaan sambil menunduk dalam, tangannya terulur ke depan, menyerahkan satu bungkus coklat yang udah dihias pita berwarna merah muda.

"Eh? Ehhh?" Saking kagetnya, Reyno sampai termundur satu langkah. Ya masalahnya, gak ada angin gak ada ujan, tiba-tiba aja ada adik kelas yang menyatakan perasaan pas mereka gak sengaja papasan di koridor, benar-benar gak ketebak.

Padahal niatnya Reyno pengen pergi ke taman belakang untuk nunggu Jian, itu tupai satu masih ada urusan sama Ezra soalnya. Tanpa diduga, dia malah berada di situasi kampret kayak sekarang.

Tenang aja, mereka papasannya di lorong yang gak terlalu ramai, deket sama area taman belakang, gadis tersebut tadi abis dari sana, memantapkan hati buat nembak kakel yang dia suka. Gara-gara gak sengaja papasan, langsung gas aja lah ngejedornya.

"A-anu dek, maaf tapi gue udah punya pacar." Reyno berujar kikuk sambil menggaruk belakang kepala yang gak gatel. Meski beberapa kali pernah mengalami hal serupa, ya dia tetep aja bakal ngerasa gugup jika dihadapkan dengan situasi sekarang.

Jangankan orang lain, pas Jian bilang suka aja Reyno sering kena hearth attack, ganteng-ganteng gitu, pemuda tersebut termasuk tipe orang yang lemah untuk urusan perasaan.

Sedikit informasi, karena penerimaan siswa baru beberapa bulan lalu ngebuat banyak adik kelas pada bermunculan. Ya kayak angkatan bungsu pada umumnya, ada yang malu-malu, ada yang auto hits dan ada juga yang kecantol sama kakel.

Anak-anak kelas XII sekarang pada populer di sekolah, ya apalagi jika bukan karena paras mereka yang rata-rata menawan? Wajar aja Reyno sama teman-temannya yang lain sering dijedor sama cimit-cimit kelas X, ya minimal sekali pasti pernah lah.

"I-itu, aku gak apa kok jadi selingkuhan." Reyno makin cengo.

Bocah-bocah zaman sekarang pada ngegas-ngegas. Saking speechlessnya, Reyno bahkan bingung harus menjawab apa.

Gadis dengan seragam yang sedikit mencetak tubuh tersebut lantas kembali mendongak, natap ke arah Reyno dengan pandangan penuh harap. Dia serius, ucapannya tadi bukan guyonan semata.

Memutar otak demi keluar dari situasi ini, lelaki berhidung bangir tersebut mulai mencari-cari pilihan kata yang tepat untuk menolak tawaran tersebut, lagipula dia gak ada niatan buat selingkuh atau nyelir, cuma orang bego aja yang menyia-nyiakan makhluk semenggemaskan Jian.

Pas menoleh ke sana ke mari, mata tajam itu gak sengaja ngelihat Jian yang lagi berdiri gak jauh dari mereka, menyandar di tembok sambil ngemut permen milkita batangan. Wajahnya santai, bersedekap di depan dada seolah lagi nontonin drama dadakan yang tersaji di hadapan. Itu anak udah dateng dari tadi, cuma Reyno sama si cewek aja yang gak nyadar.

"Mampus gue, jangan sampai Jian salah paham." Reyno membatin sambil ngulas senyum pasrah.

"Maaf ya dek, yang di sana itu pacar gue, kalau mau jadi selir izin sama dia aja." Reyno malah ngebuat suasananya makin runyam.

Mengikuti arah tunjuk Reyno, adik kelas itu membelalakkan mata terkejut serta membeku di tempat. Tubuhnya bergetar takut kala Jian nampak ngehela nafas lalu berjalan mendekati mereka, wah bakal ada baku hantam nih kayaknya?

Reyno kok seneng sih gara-gara ngerasa direbutin?

Pemuda itu udah deg-degan, harap-harap cemas kalau Jian bakal ngejambak terus ngebogem gadis tersebut. Tapi ekspresi wajah si tampan malah menunjukkan hal lain, bilah tipis itu terulas samar, pengen mesem aja ngebayangin gimana si tupai yang bakal membela dirinya, ngancem si adkel biar gak deket-deket lalu Jian nanti pasti bakal jadi lebih posesif, lalu mereka berciuman.

Trend; Self Injury [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang