Chapter 04 - Berkujung

2.1K 471 133
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Setelah jam istirahat, sungguh beruntung karena guru yang ngisi mapel selanjutnya gak bisa hadir cuz ada urusan di luar, ngebuat anak-anak kelas XI IPA 1 jadi bebas dari pembelajaran. Tugas tetep ada, tapi disetornya minggu depan.

Seperti jam-jam kosong biasanya, keadaan ruangan tentu gak akan bisa tenang, sebagian besar duduk di circle pertemanan masing-masing sambil ngegosip atau ngobrolin hal-hal random. Ada juga yang milih menyendiri sambil main ponsel dan dengerin lagu atau sekedar molor di kelas. Intinya, dari dua puluh satu orang, gak ada satu pun yang belajar.

"Ji."

"Hm?"

Jian yang semula asik main game di ponsel berdehem untuk menjawab panggilan dari Reyno. Padahal Jian pikir dengan berpindahnya Adrian ke belakang maka acara ngegamenya bisa berlangsung damai, tapi siapa sangka, nyatanya Reyno juga sama aja sering ngeganggu.

"Ji, lihat ini coba."

"Bentar No, tanggung nih."

Jemari si tupai bergerak lincah di atas layar ponsel, mencoba ngenain buah-buahan yang dilempar ke atas. Biasalah, game jadul, fruit ninja. Reyno sempet heran, zaman sekarang ternyata masih aja ada yang nyimpen permainan itu.

Boom!!

"Aishh, game over." Pemuda manis itu mencebik pelan begitu jempolnya gak sengaja ngenain satu buah bom, ngebuat nyawa abis dan permainan berakhir. Matiin layar ponsel, pada akhirnya Jian nolehin kepala ke arah Reyno yang udah manggil si manis beberapa kali, ngerasa gak enak juga sih, tapi kan tadi lagi seru-serunya.

"Kenapa No?"

Kening yang lebih muda mengernyit samar begitu ngedapetin Reyno yang lagi-lagi mandang dirinya intens.

"Lo kok cantik banget sih?"

"Kenapa anak laki laki bisa secantik ini?"

Hening.

"Ji? Jian?!" Kini giliran Reyno yang mandang bingung, Jian mendadak bengong.

"Jian Wijaya!"

Plakk...

Yang punya nama seketika tersentak kaget waktu pundaknya ditepuk Reyno. Refleks, Jian nepis lengan itu dengan cukup keras.

"Eh? Maaf No, aduh sorry gue gak sengaja." Jian masang wajah bersalah, makin gak enak pas ngedapetin Reyno yang mandang dia kaget. Si tupai mejamin mata sekilas, ngerutuk dalam hati karena dirinya hampir lepas kontrol.

"Lo kenapa?" Reyno bertanya khawatir, pasalnya wajah Jian kelihatan memucat.

Lelaki kelahiran Septermber itu lantas ngusap wajah kasar, narik nafas beberapa kali sebelum akhirnya menormalkan ekspresi kembali.

Trend; Self Injury [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang