Chapter 18 - Jangan Menyerah

1.4K 326 112
                                    

Jian ternyata memilih kabur ke taman belakang sekolah. Selain karena sepi, tempat itu jauh dari jangkauan guru jadi nantinya gak bakal ada yang negur si tupai. Padahal niatnya mau ngehindar untuk sementara, niatnya pengen ngenetralin degup jantung bentar aja, niatnya mau kabur dari Reyno untuk beberapa saat ke depan, tapi dengan kampretnya si objek malah ngintilin dia sekarang ini.

Pemua manis itu jadi bingung sendiri, tadi udah sempet muter muter ke sana sini, tapi si hidung bangir tetep aja ngejar, yaudah deh pasrah.

"Ji tungguin gue elah." Reyno teriak dari belakang, mempercepat langkah guna meraih lengan mungil tersebut.

"Apaan sih, lepas!" Jian yang lagi salting sontak ngehentakin tangannya dengan kekuatan penuh.

Plungg!!

"Bangsatt gelangnya." Si tupai langsung teriak heboh begitu menyadari gelang pemberian Reyno gak sengaja terlepas lalu terbang bentar sebelum akhirnya kelempar masuk ke dalam kolam ikan. Muka Jian berubah horror.

Sedikit penjelasan aja, sama halnya dengan jam tangan, gelang juga diperbolehkan di sini dengan catatat selagi bentuknya gak mencolok. Anting panjang juga diizinkan, namun pihak sekolah tentu gak akan bertanggung jawab kalau ada kasus kehilangan nanti.

"Aishh lo sih." Jian mengerang frustasi, refleks menyalahkan Reyno atas insiden barusan.

"Maaf Ji, lagian lo dipanggil-panggil malah gak nyaut." Reyno memberi pembelaan, mengikuti Jian yang udah main jalan ngedeketin kolam, mencoba melongok sambil nyari gelang miliknya.

"Duh sekarang gimana dah?" Si manis jongkok di samping rumah ikan itu, ngedongkak natap Reyno sembari masang wajah kebingungan.

Reynonya juga gak tahu harus ngapain, itu kolam lumayan gede, emang sih gak dalem banget, tapi mengingat adanya teratai dan juga beberapa tumbuhan air lainnya, pasti bakal susah nyari gelang dengan ukuran kecil, warnanya juga item, makin menyulitkan pencarian.

"Ikhlasin aja, nanti beli lagi."

Gak, Jian gak mau. Selain sayang sama duit, itu gelang kan dikasih sama Reyno. Kalau beli lagi, sensasinya bakal beda.

"Gue nyemplung aja lah, lo jagain ya, kalau ada yang dateng, bilangin gue." Jian mengambil keputusan sendiri, mulai berancang-ancang untuk ngelepas sepatu beserta kaosnya.

"Heh ngadi-ngadi ini anak, kalau ketahuan bisa dihukum kita."

"Nah makanya lo jagain, gak lama kok." Si bandel seolah gak takut sama konsekuensi yang ada, padahal dia ketos, beberapa bulan lagi juga bakal selesai menjabat. Udah cukup dedikasinya untuk sekolah, meski sebagian besar gak diapresiasi.

Reyno mulai resah, apalagi pas ngelihat Jian yang ngelipet celana putih abunya sebatas betis, mulai nyemplung ke dalam sana sampai ngebuat ikan mas dengan ukuran cukup besar itu pada berenang kalang kabut, dikira bakal ditangkep mungkin. Tadi mereka gak ngelihat gelang Jian jatuhnya di mana, jadi yaudah deh susuri dari pinggir aja.

"Ji keluar napa, kalau ketahuan bisa dapet masalah nih."

"Bentar lagi No, nanggung."

Ngehela nafas pasrah karena sadar hal ini akan berlangsung lama, Reyno ikut jongkok di atas tanah berumput. Udah bolos, ngubek isi kolam ikan, bisa ngamuk Pak Surya nanti.

Begitu Reyno mencelupkan kaki ke dalam air, Jian menolehkan wajah dengan ekspresi terkejut, "Lo ngapain ke sini No?"

"Mau ngegoreng ikan mas, ya nyari gelang lo lah." Reyno ngejawabnya agak sewot, kesel juga pas Jian gak dengerin dia. Meski begitu, manik tajam Reyno kini sibuk menyusuri dasar kolam guna menemukan gelang berbahan dasar benang yang udah dianyam lalu dikasih gantungan lambang zodiak virgo.

Trend; Self Injury [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang