Chapter 30 - Persiapan Ulang Tahun Sekolah

1.3K 265 55
                                    

Belakangan ini Jian tengah disibukkan dengan satu agenda yang harus dia urus, ulang tahun sekolah. Gara-gara jabatan ketos yang si tupai pegang ngebuat dirinya harus bertanggung jawab atas kelancaran acara ini.

Masih ada beberapa minggu sebenernya, cuma karena dia ingin menyelesaikan semua perencanaan dengan cepat supaya nanti bisa fokus sama persiapan aja, Jian memaksakan diri untuk melakukan yang terbaik.

Itu anak satu jadi jarang masuk kelas, ngedekem mulu di ruang OSIS. Ya emang sih udah dikasih izin, tapi kan Jian jadinya ketinggalan lumayan banyak materi. Dan hal tersebut tentu juga berimbas pada kadar rasa kangen Reyno yang kian meningkat tiap harinya.

Lalu siang ini, pemuda berhidung bangir itu memilih untuk ngapelin sang kekasih ke ruang kebesarannya, lengkap dengan satu buah kresek berisi makanan serta minuman untuk si manis. Reyno yakin banget kalau pacar mungilnya itu pasti belum makan siang.

Letak ruang OSIS cukup jauh dari kelas, gedungnya pun terpisah di bangunan lain hingga mau gak mau Reyno harus mengeluarkan tenaga ekstra kali ini. Gak apa lah jalan jauh, yang penting nanti ketemu sama Jian.

Tok tok!!

"Jian." Reyno memanggil sambil melongokkan kepala dari pintu ruang ber-AC tersebut, membuat atensi dua orang di sana teralihkan. Jian yang lagi duduk di salah satu kursi sambil ngetik entah apa pun itu di laptopnya masang wajah kaget. Pasalnya Reyno dateng gak bilang-bilang.

Adela selaku wakil ketos yang juga sama sibuknya dengan Jian terlihat cukup kaget juga akan kehadiran Reyno, tapi di detik selanjutnya sebuah senyum ramah terulas. Dia gak ngerasa gimana-gimana meski cuma berduaan aja sama Jian, kan mereka hanya sebatas ngerancang acara, gak aneh aneh.

"Lo kenapa ke sini No?" Jian ngesave file yang dia buat lalu bangkit berdiri menghampiri sang kekasih yang masih terdiam di ambang pintu. Ngelihat si tupai mendekat, Reyno ngulas senyum lebar, cengengesan. Enggak, dia bukan tipe pencemburu, pemuda tampan itu gak akan marah dengan situasi ini. Lagipula dia udah yakin banget, Jian mana bisa berpaling dari sosok ganteng kayak dirinya. Tingkat pede itu cukup ngeselin, tapi sayangnya emang bener.

"Gue bawain lo makan." Ucap yang lebih tua sambil ngangkat kresek berwarna putih.

Jian sama Adela yang mendengar kalimat barusan terdiam lalu kompak ngelirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Ah udah bel istirahat, mereka lupa waktu.

"Anjir Jian, gue pergi ke kantin dulu ya, pantes laper udah jam segini ternyata." Adela buru-buru bangkit dari posisinya yang semula duduk di atas sofa sambil mangku laptop. Proposal sama rancangan kegiatan mereka tinggalkan sejenak, urusan perut jauh lebih penting.

"Iya, makasih udah bantuin gue."

"Sip. Dah gue pamit ya, nanti balik sini lagi. No jangan apa-apain ketua kita, awas aja nanti gue ngedapetin yang aneh-aneh." Adela berucap sambil mandang Jian dan Reyno secara bergantian, nepuk kedua pundak lelaki tersebut sekilas sebelum ngacir ke kantin. Teman-temannya pasti udah nungguin di sana.

Tenang aja, kepribadian cewek itu emang supel dan humble, membuat dirinya gampang akrab bahkan kepada orang yang baru pertama kali diajak ngomong, Reyno contohnya.

Si tupai sama si bapak kucing cuma menganggukkan kepala, lalu setelah kepergian Adela, Jian ngasih akses untuk Reyno masuk. Ini baru pertama kali Reyno masuk ke ruang OSIS, jadi wajar aja lah matanya jelalatan kemana-mana.

Ruangan tersebut gak terlalu besar tapi gak sumpek juga, bercat dasar putih dengan lantai berlapis karpet hijau. Ada AC, komputer, mesin printer, bahkan- tv? Kalau aja gak ada rak serta loker yang penuh dengan banyak berkas, orang-orang pasti akan mengira kalau tempat ini adalah ruang khusus untuk nyantai.

Trend; Self Injury [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang