Chapter 19 - Di Ujung Kebimbang

1.4K 312 112
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


Yang tak bisa terobati biarlah mengering sendiri, menghias tubuh dan yang-
Mengevaluasi ragamu, hanya kau sendiri, mereka tak mampu.
Melewati yang tlah kau lewati.
Tiap berganti hari.
Rintangan yang kau hadapi.
Masalah yang mengeruh, perasaan yang rapuh.
Ini belum separuhnya, biasa saja, kamu tak apa.

Hindia Baskara, Evaluasi

Jian menggerakkan bibir mungilnya ngikutin lantunan lagu yang terputar dalam volume keras di dalam kamar. Salah satu musisi favorite dengan karya-karyanya yang mampu membantu si tupai untuk bangkit serta menghibur diri di masa-masa tertentu.

Maniknya kelihatan fokus dengan benda berbentuk kubus di genggaman, sibuk menggerakkan ke sana sini untuk nyocokin warna-warna yang ada. Yups, lelaki manis itu lagi main rubik sambil rebahan di atas kasur luas nan empuk.

Emang Jian kelihatan biasa aja, namun siapa yang tahu, di dalam kepala tersebut tengah berkecamuk berbagai pemikiran yang saling bertentangan. Seolah tengah berperang dengan raga Jian sebagai arenanya.

Padahal dia cuma ingin tenang, sebentar aja gak apa, udah cukup tadi mumet di sekolah, sekarang malah tambah mumet. Tidur juga gak bisa, kantuk gak mau dateng, jadi ya udah deh mainin benda-benda yang ada di kamar aja.

Padahal ada gitar di sini, tapi karena dia lagi males serta ingin mendengarkan lagunya Hindia, ya udah deh pilihan jatuh pada rubik 3x3 tersebut.

Perjalanan yang jauh, kau bangun untuk bertaruh
Hari belum selesai
Biasa saja, kamu tak apa
Bilas muka, gosok gigi, evaluasi
Tidur sejenak menemui esok pagi
Walau pedihku bersamamu kali ini
Ku masih ingin melihatmu esok hari.

Suara Jian terdengar begitu halus, vibe yang diciptakan juga serupa dengan penyanyi asli, mungkin mengerti apa yang ingin disampaikan sang musisi. Lagu-lagu ciptaannya mungkin memang ditujukan untuk orang-orang kayak Jian, sebuah nyanyian kesembuhan.

Begitu lantunan musik selesai, Jian lempar rubiknya ke samping, dia udah selesai. Buru-buru bangkit, si tupai meraih ponsel yang diletakkan di samping, matiin musik sebelum mengantongi benda persegi panjang itu ke dalam saku training.

"Hhh... kampret bener dah." Jian guman pelan.

Gak tahu dia harus ngapain sekarang, pemuda satu itu mengedarkan pandangan ke sekitar lalu mata bulat itu tertarik akan satu hal di atas meja belajar. Sebuah botol minuman kosong yang udah dia sulap menjadi wadah untuk kertas catatan. Di dalamnya juga terdapat sebuah bongkahan layaknya batu permata elegan yang menambah kesan estetik.

Konsepnya mirip seperti diary, supaya kelihatan lebih bagus, Jian memutuskan untuk nulis keluh kesah atau curhatannya di atas kertas origami warna-warni, dia lipat membentuk kotak kecil lalu diletakkan ke dalam botol.

Trend; Self Injury [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang