Sesuai harapan, Everest pada akhirnya sepakat untuk ikut ke Rivendell, menolong Loki dan Haldir.
Namun, ada beberapa hal yang harus diurusnya terlebih dahulu berkaitan dengan Black Pearl-nya yang hilang.
Everest harus memastikan bahwa Isle of the Lost akan tetap aman, meskipun ia dan Cassiel pergi untuk sementara.
Pada akhirnya diputuskan bahwa aku, Efra, Cassiel, dan Legolas akan lebih dulu ke Rivendell, sementara Everest akan menyusul secepatnya.
"Ini pertama kalinya bagiku untuk keluar dari Alcatraz Island." Cassiel tampak bersemangat.
"Jangan terlalu bersemangat. Dunia itu menyeramkan," ujar Legolas.
Cassiel memberinya tatapan sinis, sebelum menjawab,
"Yeah, aku tidak takut apapun."
Legolas tersenyum.
"Tunggu sampai kau bertemu borg."
"Borg? Nama yang jelek. Justru lebih menyeramkan dar-"
"Dark Wizards?" bisik Efra memandang ke atas.
Aku memandang ke arah yang Efra tuju, kemudian terkejut dengan kehadiran beberapa sosok hitam yang kini mengepung kami.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cassiel tampak geram, sementara Legolas menyiapkan panahnya.
"Aku Cassiel, putri Everest. Apa yang kalian lakukan di sini?"
"Everest, pengkhianat hutan. Bukankah sudah terlalu lama ia menguasai Isle of the Lost bahkan ketika ia sudah menjadi light witch?" sahut salah satu Dark Wizard yang sepertinya adalah pemimpin mereka.
"Cih.. Bukan urusanmu. Percuma saja kau menghadang kami. Ibuku tidak ada di sini."
"Ya, kami tahu. Itulah sebabnya. Membunuh putri kesayangannya tentu akan membuatnya menyerahkan pulau ini, bukan?"
Legolas melepaskan satu panahnya, berniat mengenai jantung Dark Wizard itu.
Namun, sedetik kemudian panah itu lenyap.
"Dark Wizards and Witches tidak akan terbunuh oleh senjata kecil seperti ini, bodoh," ejek Dark Wizard itu.
"Oh, yeah? Try this one." Legolas melepaskan kembali satu panah yang tepat mengenai lengan kiri Dark Wizard itu, yang sontak membuatnya mengerang kesakitan.
Cassiel menoleh, menatap Legolas.
"Panah macam apa itu?"
"Panah biasa. Dengan sedikit sari bunga Lorien di ujungnya."
Aku mengedarkan pandanganku, kemudian menyadari bahwa Dark Wizards itu terus bertambah mengepung kami.
"There are hundreds of them.." bisikku.
"I know, El. I know.." sahut Efra.
Pimpinan Dark Wizard itu tampak geram, sebelum akhirnya berkata,