BonChap:'Pelakor'

752 55 38
                                    

"CEO Lee, ini berkas yang anda minta." Ucap Bangchan sambil nyerahin berkas itu ke Minho, tak lupa senyum palsunya.

Jujur aja Bangchan kesel, jadikan seharusnya Bangchan ini jadi sekertaris Brian, tapi suaminya Alias Lee Bangsat Minho minta supaya Chan jadi sekertaris.

Brian yang mikirnya, Chan udah nikah sama Minho otomatis gak akan nolak dong.

Jadilah begini. Meski Bangchan gak jadi sekertaris Minho sih, dia jadi CEO di cabang perusahaan lain, tentunya masih Deket daerah sini.

Minho ngangguk sebentar, terus benerin letak kacamatanya.

'AJIG DAMAGENYA AAAAA!'- Bangchan.

"Kesini naik apa?" Tanya Minho, karna dia tau Bangchan gak akan mau naik taksi apalagi bus. "Jalan kaki, lagian gak terlalu jauh kok Ho eh! Maksudnya Tuan Lee!"

Minho ketawa pelan, "gak apa-apa," Ucapanya.

Lebih kalem ya, iyalah. Karna Minho ini propesional, jadi dia kudu jaga image.

Coba kalau di rumah, tidur ileran aja malah di tampung.

"Permisi, tuan Lee."

Bangchan sama Minho noleh ke sumber suara. Nah, ini nih sekertaris nya Minho. Mba Nancy.

Jujur aja Bangchan agak risih, soalnya si Nancy ini bajunya selalu seksi sama ngetat.

"Tuan Lee, saya bawain kopi," ucap Nancy sambil ngeletakin gelas berisi kopi di meja Minho. Terus Nancy sengaja ngelus tangan Minho.

'Ku mencium bau-bau pelakor,'- Bangchan.

Bangchan yang takut panas luar dalem pun akhirnya ngeberani in diri buat undur diri. "Kalau begitu saya pamit undur di-"

"Jangan dulu! baca semua berkas ini!"

"Saya udah baca se-"

"Baca ulang! Yang keras biar saya denger!"

Bangchan mengumpat dalam hati. Dalam otaknya sudah ada rencana untuk ngusir Minho dari rumah.

Nancy yang berasa jadi nyamuk pun ngedecih, "biar saya aja Tuan," ucapnya, baru aja mau ngambil berkas tersebut. Tapi kalah cepet.

"Biar saya aja," ucap Bangchan sambil pura-pura senyum. "Gak usah saya aja," Nancy ikutan senyum, sambil berusaha ngerebut berkas dari tangan Bangchan.

"Gak usah mba, saya aja!"

Minho nyenderin punggungnya ke kursi, tak lupa dia nyeruput kopi yang Nancy bawain tadi dengan nikmat. "Ahh~ mantap," ucap Minho. Terus dia balik nyimak.

Nyantai sekali kau pak :')

"Saya aja, saya sekretarisnya."

"Tapi tuan Lee nyuruh saya!"

"Saya pacarnya Tuan Lee!"

Minho yang kaget nyemburin kopi dari mulutnya.

"Saya suam- eh?!"

Bangchan seketika diem. Alhasil Nancy berhasil ngerebut berkas itu dari tangan Bangchan.

Nancy udah senyum penuh kemenangan. Sementara Bangchan natep Minho dengan pandangan Minta penjelasan.

"B-beneran?"

"Enggak!"

"Beneran kok!" Ucap Nancy, cewek itu kemudian ngegandeng tangan Minho sambil sok senyum manis. "Kamu suka kan sama aku?"

Bangchan yang ngeliat itu ketawa penuh kecewa.

"Tuh lihat kan? Tuan Lee lebih milih gue dari pada Lo! Mikir deh, Lo laki mana bisa ngasih keturunan! Taun Lee juga pastinya bakal pilih aku!"

Bangchan ngepalin tanganya, dia pengen ngajak Nancy baku hantam, tapi dia cowo.

Gak adil ntar.

Minho bahkan gak berusaha ngelepasin gandengan itu."saya permisi!" Ucap Chan sambil lari keluar.

"Najis!" Gumam Nancy sambil ngeliat kepergian Bangchan dengan julid. Minho diem aja, tatapan matanya sulit buat di baca.

Minho ngambil ponselnya, buat nelphone seseorang. "Hyun! Kasih tau yang lain, kita ketemuan. Ntar gua kasih lokasinya!"

Telphone pun Minho akhirnya. Nancy ngedeketin badanya ke Minho, "Benerkan, kamu suka sama aku!" Ucap Nancy dengan Bangga. Jujur aja, dia gak peduli mau di cap pelakor, tau gak punya moral.

Yang penting Minho jadi miliknya.

Minho senyum tipis, "iya Gue suka!"



TBC

Masih BonChap TBC :3






[9]🌷Rujak |[HoChan/BangInho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang