BonChap: marah

863 54 2
                                    

Happy Reading.
.
.
.

Minho duduk di pinggir ranjang ngehadap ke jendela, dia ngelirik Bangchan yang tidur tapi masih sesegukan. Sebenarnya kalau aja Minho gak ngasih dia obat tidur, mungkin Chan bakal tetep bangun padahal udah capek nangis ditambah demam.

Minho ngusap pipi Chan, terus dia beranjak dari ranjang, keluar dari kamar ninggalin Chan sendirian.

.
.
.

Minho natep darah di tanganya, dia senyum tipis "Gua bisa ngancurin hidup lo dalam satu hari!" Minho jongkok, ngajambak rambut Chanyeol biar ngeliat ke dia.

Muka Chanyeol udah bonyok, hidung nya mimisan dan matanya bengkak "Gua bahkan bisa ngabisin Lo saat ini juga!" Chanyeol ngeringis, dia masih. Dalam keadaan mabuk berat, itu yang bikin Minho gampang buat ngalahin dia.

Itu keuntungan buat Minho.

"Jawab!" Minho nyubit hidung Chanyeol yang kayaknya patah "argh! Iya! Iya!" Ucap Chanyeol dengan suara kesakitan.

Minho berdiri, dia ngeluarin hpnya terus motoin keadaan Chanyeol yang babak belur.

"Lo tau, gua bisa ngelaporin Lo ke polisi atas tuduhan pemerkosaan karena yeah itu bener." Minho nedang kaki Chanyeol sebelum dia pergi ninggalin pemuda itu.

.
.
.

Pulang ke hotel, Minho langsung masuk ke selimut dan tiduran di sebelah Bangchan, merhatiin muka pasanganya itu yang keliatan capek banget.

Chan lagi berusaha buat sembuh dari depresinya, dia udah berhenti pake obat penenang dan sejenisnya. Awal-awal Chan susah tidur, jarang makan, dan bahkan lebih suka menyendiri, makin kesini dia udah mulai banyak makan dan mau bersosialisasi.

Tapi dengan kejadian ini, Chan kayaknya harus mulai lagi dari awal. Minho khawatir Chan ketergantungan obat penenang.

Sama obat tidur.

.
.
.

Chan ngegenggam tangan Minho. Hari ini mereka mau pulang Korea, karena urusan di Jepang udah selesai. Selama di perjalanan menuju bandara Chan cuma diem, bahkan saat di pesawat Chan diem-dieman nyampur makanannya dengan obat tidur.

Minho tau itu, dia ngeliat itu tapi Minho diem aja. Dia tau Chan agak trauma naik pesawat. Saat di restoran Chan gak makan apa-apa, cuma minum jusnya, Minho ngebujuk tentu, tapi Chan cuma senyum tipis sambil ngegeleng "Masih kenyang." Katanya.

Minho cuma bisa ngehela nafas, dia tau satu-satunya yang Chan makan buat sarapan adalah obat maghnya.

Beruntung nya, diperjalanan pulang mereka gak ada kendala, semuanya berjalan lancar sampai rumah.

Sekarang udah sore. Minho ngehampirin Chan yang lagi duduk di pinggiran ranjang sambil bengong "Chan." Minho jongkok di hadapan Chan, sambil megang tangannya Chan.

"Kamu itu manusia paling kuat bagi aku, kamu pasti bisa!"

Chan nunduk, dia udah berusaha buat gak nangis lagi tapi ngeliat Minho kaya gitu justru bikin dia pengen nangis "A-aku merasa gak pantes... " Minho berdiri buat meluk dia, ngebiarin Chan nangis di perutnya.

"Aku gak pantes buat kamu... Kamu sempurna, kamu sehat, kamu punya segalanya sementara aku cuma orang depresi, penyakitan!"

Minho langsung ngelepasin pelukan nya, dia megang pundak Chan "Chan liat aku!" Chan natep Minho "Kamu kuat, kamu baik, kamu pinter, kamu punya semua yang aku harapkan bahkan lebih!"

Chan ngegeleng, dia ngerasa semua yang Minho bilang tadi itu bohong "Aku tau kamu berusaha Chan, kalau gagal kita bisa mulai dari awal!"

"Aku capek Ho! Semuanya kaya sia-sia..."

Minho nyium bibir Chan "Chan, aku tau ini sulit, aku tau kesedihan kamu, aku tau ketakutan kamu! Aku tau apa yang berusaha kamu rubah... "

Sekali lagi, kali ini ciumannya lebih lama "Aku percaya kamu bakal berhasil bebas dari depresi kamu, dan sampai itu terjadi aku gak akan pernah ninggalin kamu!"

Chan ngangguk, dia meluk leher Minho "Aku cuma mau jadi Chan yang dulu! Kenapa susah banget?" Minho ngecup leher Chan.

"Jangan jadi Chan yang dulu, kamu harus jadi Chan yang lebih baik. Gimanapun itu, selama itu kamu, aku bakal cinta kamu apa adanya!"


BonChap END

Muahahaha :")
Batiba ada ide disini.

kesel Aing.





[9]🌷Rujak |[HoChan/BangInho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang