RujakManis:pulau

927 134 23
                                    

Sumpah ya. Bangchan gak bakal lagi nganggep omongan gila, seorang Lee Minho bukan aktor itu sebagai candaan.

Kemaren malem. Minho ngomong kalau mereka bakal tinggal di sebuah pulau terpencil buat proses PDKT.

DAN TERNYATA BENER DONG.

Mereka berdua sekarang lagi ada di pulau terpencil. Tinggal disebuah rumah bertingkat 2 yang gak terlalu mewah dan simple.

Jujur aja Bangchan suka. Apalagi dapur sama kamar mandinya bagus, pas pertama dateng juga rumahnya bersih.

Jadi gak perlu beres-beres.

"Ranjangnya cuma ada satu...." gumam Bangchan. Minho yang denger itu malah ngegedikin bahu terus terjun ke kasur.

Guling-guling disana terus bilang. "Eumm nyaman~"

Nikmat sekali.

Bangchan jadi laper.

Apa hubungannya chan:"). Sudahlah author lelah.

"Ho, laper gak?" Minho ngangguk. Ya jelas lah dia lapar, orang ini tuh dari pagi belum makan. Cacing-cacingnya Minho udah pada memakan dirinya sendiri di dalem perut.

"Lu kalau mau masak, bahan-bahanya udah di sediain di kulkas sama laci. Persediaan 1 bulan katanya." Jelas Minho. Bangchan ngangguk terus turunin tangga dan masuk ke dapur.

"Widih sayuranya seger-seger." Gumam Chan dengan seneng, dia nutup dulu itu pintu kulkas terus nge-cek laci.

Disana ada banyak makanan kalengan. Bangchan ngangguk doang, dia gak terlalu suka makanan kalengan.

Bangchan terus aja ngecek seluruh peralatan dapur. Sampai akhirnya matanya tak sengaja menemukan sebuah sosok.

Sosok kecil.

Merah mirip kurma.

Memiliki antena.

Musuhnya!

Saatnya memanggil bantuan!

"AAAAAAAAAAAAAANG MINHOOOOOO!"

Minho kesentak kaget. Hampor aja latah, untung jiwa tampanya itu melarang.

Dengan cepat, Minho buru-buru nurunin tangga dan nyamperin Chan yang udah naik ke atas meja. " ADA APA?! ADA APA?!"

Bangchan nunjuk ke atas kulkas. Dimana disitulah kecowa sedang berdiam diri. Minho langsung ber-oh ria.

ANGZHAY BERANI NIH SI BAPAK.

"Udah turun, nanti mejanya runtuh." Bangchan cemberut. Tapi tetep turun terus nyerahin sebuah wajan ke Minho. "Bunuh! Pokoknya bunuh!" Kekeuh Bangchan.

Minho ngambil wajan itu. "Kecowa gini mah kecil." Sombongnya.

Bangchan pengen ngeledek. Tapi ntar Minho gak jadi bunuh kecowanya. Jadi yaudah Bangchan manut.

Dengan perlahan Minho mendekat ke si kecowa sambil ngangkat wajannya.

Bangchan udah nahan nafas di belakang sangking gregetnya.

Dalam hati dia salut sama Minho yang berani sama kecowa.

"ANJIR KECOWANYA TERBANG! WAAAAAAAA!"

Ternyata sama aja :")

"MINHO BANGSAT!"

TBC

[9]🌷Rujak |[HoChan/BangInho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang