11: Sense

2.1K 338 176
                                    

Haiiii... Terima kasih buat yang bs udah menunggu, juga yang vote+komen cerita ini ❤❤❤
Ayoo kencengin votenya yaa.. Biar aku update lagi

.

.

Pagi ini, Taehyung punya berita baik dan berita buruk.

Berita baiknya, setelah kemarin sore dirinya bersikap ceroboh dan membuat Isabelle marah, istri cantiknya itu masih sudi tidur seranjang berdua dengannya, meski tetap saja Taehyung dipunggungi semalaman.

Berita buruknya, saat Isabelle bangun, alih-alih mendapat ucapan selamat pagi yang damai, Taehyung malah ditinggalkan Isabelle begitu saja tanpa kata-kata. Jadi jelas, Isabelle masih mendongkol, dan Taehyung tidak suka pada fakta yang satu ini.

"Isabelle!" seru Taehyung putus asa saat melihat punggung mungil itu hampir tiba di ambang pintu kamar mandi, "ayo lah, masih marah padaku?"

Taehyung akhirnya turut bangkit, terburu-buru menyarungkan t-shirt putih polosnya, lalu menyusul Isabelle dan mencekal tubuhnya sebelum gadis itu berhasil masuk ke kamar mandi.

"Mau sampai kapan begini?" tanya Taehyung yang masih tak rela hanya mendapat kebisuan Isabelle sejak senja yang lalu.

Isabelle mendengkus. Lucu saja rasanya. Kemarin juga dia menanyakan hal yang sama pada Taehyung di mobil, dan pada finalnya justru Isabelle yang lebih dulu menyiram egonya dengan air dingin. Sayangnya, Isabelle tidak mau melakukannya dua kali, enak saja. Isabelle mau untuk kali ini Taehyung yang meminta maaf lebih dulu, titik.

"Lepas. Aku mau mandi," ujar Isabelle tanpa minat.

"Ini hari sabtu, Isabelle, masih jam enam. Aku tahu kau tidak ada jadwal kuliah hari ini."

"Siapa yang bilang mau mandi harus kuliah dulu?" tanya Isabelle ketus.

Oke, itu terdengar lucu bagi Taehyung, jadi wajar saja kalau mulutnya hampir menyembur tawa. Susah payah Taehyung mengatur ekspresinya agar terlihat serius lagi.

"Jangan tertawa! Kau menyebalkan!"

"Maaf, maaf," Taehyung berdeham, "Aku juga minta maaf buat yang kemarin. Maaf, ya?"

"Segampang itu?" Isabelle mendelik dengan kening mengkerut, skeptis pada permintaan maaf Taehyung barusan. "Kau membuat kata maaf jadi seperti tidak ada harganya, Taehyung."

Taehyung menunduk sekilas seraya menghela berat. "Jadi, aku harus bagaimana?" tanyanya di ujung helaan.

Kali ini ganti Isabelle yang berusaha mengatur nafas dengan satu tarikan panjang dan mengeluarkannya dengan perasaan terbeban. Sejujurnya, Isabelle punya satu permintaan yang sepertinya tepat jika dikatakan sekarang. Kalau tidak dalam kondisi begini, tidak ada bargaining power, mungkin tidak bisa. Biar bagaimana pun Isabelle paham, ini pasti bukan sesuatu yang bisa Taehyung terima dengan baik.

"Aku mau kau ..." Untuk beberapa saat Isabelle bungkam dalam bimbang.

"Ya? I'm listening, Isabelle."

"Aku semalam menelepon Jungkook dan meminta maaf padanya," akhirnya dengan berani Isabelle berujar. Dia tak langsung meneruskan kalimat lengkapnya, hanya ingin melihat reaksi Taehyung lebih dulu sementara dada kirinya mulai berdebar lagi. Isabelle takut.

"Kau apa?" Taehyung menyeringai sinis seraya menggeleng sekilas, "kapan? Kenapa aku tidak tahu?"

"Tadi malam, setelah kau tidur," jawab Isabelle masih berusaha tak terlihat gentar.

Taehyung geram memikirkan berbagai probabilitas yang tak ia sukai. Tubuhnya bergerak maju hingga dirinya berjarak tak lebih sehasta dari Isabelle.

"Jadi, apa cerita yang belum sempat kudengar, hm?" tanya Taehyung sambil mengusap lembut sisi wajah Isabelle, menikmati ketegangan yang perlahan muncul.

The Scar We Choose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang