Haaaiii tu kaaaan aku update pas udah nyampe target... Heheee... Buat kali ini aku tetap minta yang sama yaaa.. 130 untuk part ini dan begitu sampe, cusssss aku langsung update 💋
Belum sempat preview, jadi mohon dimaklumi jika typo dan ada yg ga sesuai puebi yaaa...
..
Dantae gelisah. Dia baru saja menyadari kesalahan besar yang dilakukan Kyujin beberapa saat lalu, dan seolah semuanya belum cukup buruk, kini saksi kunci justru membelot darinya. Dia berdiri di balik meja kerjanya dengan amarah penuh di kepala. Di hadapannya, vial kecil berisi cairan hijau bening tergeletak begitu saja dan telah kehilangan maknanya sama sekali.
"Bagaimana bisa kau salah mengenalinya?" Entah sudah ke berapa kalinya Dantae bertanya gusar seperti itu.
Kyujin yang tak punya alasan yang bagus untuk menjawabnya hanya bisa diam. Dia pun sama gelisahnya. Hingga kemarin, dia berpikir bahwa kejahatan yang mereka lakukan bisa tertutup rapi, tak akan terendus oleh petugas hukum mana pun. Yang pihak Isabelle miliki hanya alat bukti, kekuatan hukumnya masih lemah, tapi kini nasib dirinya dan Dantae berbalik ke bawah secepat kilat.
"Aku akan mencoba mencarinya," jawab Kyujin pada akhirnya.
Dantae merasa geli. Dia terkekeh tanpa suara sebab kalimat Kyujin itu, entah bagaimana, terdengar lucu. Lucu yang membuatnya ingin meletuskan Revolver-nya ke kepala siapa pun. Senjata api itu masih tersimpan rapi di laci meja kerjanya, dan Dantae pikir, mungkin sudah saatnya benda itu keluar. Beberapa detik kemudian, wajahnya berubah bengis lagi.
"Kapan?" tanya Dantae, "pikirmu kita masih punya waktu?"
Di tengah udara ruang kerja pribadi Dantae yang dingin, peluh menetes di pelipis Kyujin. Segelas air terhidang di hadapannya, hanya sejengkal dari lututnya yang menyilang duduk di sofa, tapi merasakan tenggorokannya kering dan tercekat, Kyujin tahu bukan haus penyebabnya.
Saat Kyujin masih terdiam, Dantae mengambil keputusan paling final setelah tahu mereka hanya menemui jalan buntu. "Siapkan pasportmu. Aku akan mengatur penerbangan ke Venezuela untuk malam ini juga."
"Venezuela?"
"Ya. Negara kita dan Venezuela belum memperbarui perjanjian ekstradisi. Kim Youngchun dari departemen luar negeri yang membocorkannya padaku. Aku akan mencari jalan keluar lainnya begitu tiba di Venezuela. Jika malam ini juga kita berhasil ke sana, kita akan aman untuk sementara waktu. Bawa barang seperlunya saja. Aku akan menyuruh kenalanku di sana menyiapkan kebutuhan kita yang lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scar We Choose ✔
Fanfiction[ Cerita tamat. Chapter lengkap GRATIS! Namun hanya via PDF, dan hanya bagi yang sudah follow + drop email di wall atau kolom komen cerita ] Mature/NC content 🔞 Cerita ini akan banyak sekali unsur dewasanya. Jadi author mohon, jika belum cukup umur...