Sudah siap? Baca pelan-pelan biar ngefeel yaa, soalnya bab ini panjangnya hampir dua kali bab yang biasa, hehe... Aku lama update karena belum pernah menamatkan cerita bersambung genre fanfic ini di wattpad. Well, di Fizzo pernah sih, tapi kurasa kurang sempurna karena di sana nulisnya dikejar deadline, harus up tiap hari :') Semoga suka yaa <3
.
.
Ada yang menganggap bahwa keajaiban adalah ketika monitor jantung seseorang yang dicintainya kembali bergelombang setelah satu garis lurus yang panjang, ada juga yang menganggapnya seperti ketika mendapatkan lotre sewaktu dunia baru saja melemparnya ke titik terendah, dan di dalam parameter yang lebih landai, ada yang mengganggap bahwa menemukan kebaikan pada diri seseorang sudah merupakan keajaiban yang paling berharga, yang mungkin hanya akan ditemuinya sekali seumur hidup.
Lantas, seperti apa keajaiban bagi Isabelle?
"Isabelle."
Isabelle tak sanggup memberikan reaksi selain terhenyak ketika mendengar suara berat dan empuk itu memanggilnya. Suara milik pria yang ternyata tidak membiarkan waktu selama tujuh tahun mematahkan keinginannya untuk bersama. Payung yang baru saja jatuh di bawah kakinya masih bergulir pelan dalam frekwensi yang pendek, namun setelah sepuluh detik, Isabelle masih tak mampu berkata-kata.
"Ah! Bella! Kau sudah pulang rupanya." Marin muncul dari balik punggung Jungkook yang masih berdiri tertahan di antara shoji. Dia membawa sebuah nampan bundar dari kayu teak berisi teh dan kudapan manis. Di tengah senyapnya suasana canggung yang tak ia sadari, Marin kembali berujar, "Kebetulan sekali, hari ini kita kedatangan tamu. Kawan lama Jungkook." Wanita yang belum tahu bagaimana kompleksnya hubungan antara Isabelle, Jungkook dan Taehyung sebelumnya itu, berjalan menaruh barang bawaannya ke atas meja, berlutut selagi mengangsurkan piring dan gelas kecil dari tembikar berisi kudapan dan teh hangat pada tamu mereka tanpa gelagat yang rikuh, kemudian berucap santun, "Tuan Kim, silakan. Di musim gugur, kami punya penganan spesial yang terbuat dari melon Yubari dan labu manis. Kuharap Anda menyukainya."
Taehyung membalas Marin dengan sebuah tundukan kepala pelan, lalu kembali duduk mendaratkan tulang keringnya di atas bantalan berwarna coklat tua yang nyaman. "Terima kasih, Nona Jang."
"Sama-sama," balas Marin. Ketika dia baru saja berdiri, Jungkook tahu-tahu menjamah bahunya dari belakang.
"Kupikir kita harus memberi waktu sebentar untuk Tuan Kim dan Isabelle," sebut Jungkook.
Marin memandangnya bingung, "Untuk Tuan Kim dan Isabelle?" ulangnya.
Jungkook mengangguk, lantas menarik pergelangan tangan Marin dan membawa wanita itu menjauh. Saat melangkah keluar dari ambang pintu, jungkook menggeser shoji hingga menutup rapat.
Isabelle bergeming. Dia masih bisa mendengar Marin melirih dia pria itu? saat derap pelan langkah kakinya dan Jungkook terdengar menyusuri lorong di balik shoji yang sudah tertutup, dan ini membuat Isabelle menunduk. Ada semacam perasaan sungkan yang membuatnya takut bila pandangannya dan Taehyung bertemu.
"Duduklah. Aku tidak mau jadi satu-satunya orang yang duduk di sini."
Dengan gerakan yang berat, Isabelle mengangkat wajahnya. Suara Taehyung, suara yang selalu menjadi akar memori dari hal-hal yang dirindukannya itu, terdengar lagi. Dia melangkah pelan, masuk dari batas pintu dan duduk di hadapan Taehyung sesuai keinginan pria itu. Bantalan di bawah tungkainya terasa kaku, hawa sejuk yang masih mengalir dari pintu samping yang terbuka seakan turut membuat pundaknya mengeras. Dia begitu tegang. Balutan kimono dan obi yang mebebat torsonya terasa berkali-kali lipat lebih ketat akibat debaran di dadanya yang memuncak. Isabelle mencoba menekan perasaan gugup yang menjalarinya, tapi dia sendiri tahu Taehyung masih dapat membacanya dengan jelas. Pria itu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scar We Choose ✔
Fanfiction[ Cerita tamat. Chapter lengkap GRATIS! Namun hanya via PDF, dan hanya bagi yang sudah follow + drop email di wall atau kolom komen cerita ] Mature/NC content 🔞 Cerita ini akan banyak sekali unsur dewasanya. Jadi author mohon, jika belum cukup umur...