There will be several slight mature contents 🔞
.
_________________❇❇❇_________________
.
Ada tiga hal yang menakutkan dalam kamus kehidupan Isabelle; kehilangan, ketidakpastian, dan kematian. Isabelle sudah mengalami yang pertama, yaitu ketika dua bulan lalu ia resmi menjadi yatim piatu. Dan kini, Isabelle sedang menjalani yang kedua. Untuk yang ketiga, Isabelle tadinya berpikir, mungkin akan terjadi sekitar lima puluh atau enam puluh tahun lagi. Yang pasti dia tak ingin mati muda. Namun jika sikap Taehyung akan selalu dingin seperti ini, maka tak perlu hipotermia di Kutub Utara, cukup berada terlalu sering di dekat Taehyung pun bisa membuatnya mati kedinginan di usianya yang masih dua puluh tahun ini.
Setelah menyudahi sesi makan malam, mobil mereka akhirnya tiba kembali pada area lobby hotel. Isabelle turun, lalu menggamit lengan Taehyung yang sudah lebih dulu menunggunya di luar pintu mobil. Sekadar bersikap basa-basi, karena tahu kesan publik sangat penting bagi keluarga Taehyung yang terpandang.
Udara malam yang dingin serta serpihan mikro dari butiran salju yang jatuh di puncak kepala pun menyadarkan Isabelle, dia sudah harus tenggelam lagi ke dalam ketidakpastiannya. Ke dalam reka-reka masa depannya yang baru saja berubah haluan; dari hanya sekedar menjadi seorang anak yang wajib meraih cita-cita demi membanggakan sang ayah, hingga dalam dua bulan saja berubah menjadi seorang istri dari pria yang baru sembilan minggu dikenalnya.
Isabelle bahkan tak paham bagaimana kehidupan Taehyung sebelumnya, seperti apa warna kesukaannya, apa hobinya, siapa saja kawan-kawannya, siapa saja wanita yang pernah dekat dengannya. Yang Isabelle tahu hanya lelaki itu berusia dua puluh sembilan saat mengikatnya dengan satu cincin berlian dan sebait janji suci di depan altar. Juga bahwa Taehyung adalah pengacara muda yang terlihat sangat profesional dan memiliki jam terbang tinggi--jika dilihat dari segala benda bermerek yang melekat pada badannya.
Lagi-lagi suasana menjadi kikuk. Kini tangan mereka telah berjarak, tak saling mengait lagi. Layar digital pada lift yang menampilkan lantai ke lantai yang mereka naiki seolah membuat segalanya menjadi dua kali lebih lambat. Isabelle bahkan bisa mendengar suara gesekan antara kulit tangan Taehyung dengan fabrik celananya saat kesepuluh jemari itu ia istirahatkan ke dalam kantung, juga helaan nafasnya yang panjang dan jelas.
"Jadi ibu dan ayahmu langsung pulang ke Gwacheon malam ini juga?" Isabelle mencoba mencairkan suasana.
"Sepertinya. Ayahku bukan tipikal yang suka membiarkan menit berharganya terbuang percuma," jawab Taehyung datar. Arah wajahnya sama dengan Isabelle, menghadap pada pintu lift, meski tak ada apapun yang bisa dilihat di sana selain bayangan mereka yang samar memantul.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scar We Choose ✔
Fanfiction[ Cerita tamat. Chapter lengkap GRATIS! Namun hanya via PDF, dan hanya bagi yang sudah follow + drop email di wall atau kolom komen cerita ] Mature/NC content 🔞 Cerita ini akan banyak sekali unsur dewasanya. Jadi author mohon, jika belum cukup umur...