Haiii maaf lama menunggu part 4 nya. Buat yang udah baca pas sebelum republish gapapa, dilewatin aja, ini ga ngaruh sama plot, meski aku rombak total. Abis plot yg dulu kelewat bertele-tele hiks...
_______________✿✿✿_______________
Isabelle resah saat akhirnya ia tiba pada halte dan menuruni bus. Langkahnya tergesa guna mempersingkat waktu menuju hunian barunya, tanpa mau mengacuhkan debaran jantung yang belum juga mereda. Sesekali kata bodoh meluncur dari birai mungil delimanya, mengutuk situasi yang sedang ia alami kini; tertahan lebih lama di kampus hingga senja usai, juga akibat sebuah pesan singkat dari Jungkook, mengatakan bahwa lagi-lagi pria itu mengirimi satu "kejutan" sebagai hadiah pernikahannya.
Sial sekali.
Isabelle bahkan masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana Taehyung tidak suka pada karangan bunga yang Jungkook kirim beberapa hari lalu, dan sekarang pria itu malah mengirimi hal lainnya lagi. Baru kali ini Isabelle tak mengharapkan hadiah sama sekali. Doa-doa yang ia rapalkan melalui bisikan yang berulang pun hanya berisi agar Taehyung tak pulang lebih dulu, juga tidak menemukan "kejutan" itu sebelum dirinya.
"Nona! Hati-hati!"
Bibi Song--pekerja yang rutin datang untuk urusan rumah tangga--segera menahan tubuh Isabelle yang limbung akibat terburu-buru melepas sepatunya ketika tiba di pintu masuk.
"Bibi, apa ada paket untukku?" tanya Isabelle sembari menyapu pandangan pada tiap sudut ruang tengah, mencoba memindai presensi Taehyung, dan seketika itu juga terkesiap. Matilah dia! Yang tergantung pada tiang kapstok tak jauh dari pintu masuk jelas mantel musim dingin milik Taehyung.
"Bibi, Taehyung sudah pulang?" Alih-alih menunggu Bibi Song menjawab, Isabelle justru bertanya kembali.
"Nona, tenang, tenang. Astaga, pengantin baru tidak boleh lari-lari. Nanti susah hamil," ujar Bibi Song polos. Wanita paruh baya itu cekatan membuka mantel Isabelle, menepis serpihan salju yang menempel, lalu menggantungnya di tempat semestinya. "Tuan Taehyung sudah dari satu jam yang lalu berada di ruang kerja. Tadi memang, mobil ekspedisi datang mengantarkan paket, tapi Tuan mengambilnya lebih dulu."
Oh, demi Tuhan, Isabelle bisa merasakan ujung-ujung jemarinya membeku seketika.
"Bibi yakin, Taehyung yang ambil?" tanya Isabelle. Konyol memang, dia sendiri tahu rumah ini hanya akan ada dirinya, Taehyung dan Bibi Song, hingga pukul tujuh malam.
Bibi Song menghela lalu menarik tipis bibirnya. "Nona mau aku mengatakan hantu yang mengambilnya? Tentu saja Tuan Taehyung. Baiklah, aku akan bersiap pulang, sudah jam tujuh."
Bibi Song lantas mengenakan mantelnya sendiri dan bersiap pergi mengakhiri jam kerjanya hari ini. "Makan malam sudah kusiapkan, dan untuk sarapan, sudah kusimpan di lemari pendingin. Nona harus makan yang banyak, biar kandunganmu subur dan kalian lekas punya anak, eoh. Semua yang kumasak bergizi tinggi, baik untuk pasangan muda yang sedang ingin segera memiliki anak," imbuhnya tanpa jengah.
Isabelle meringis sehabis mendengar pernyataan yang harusnya hanya menjadi urusan pribadinya. Apa kata Bibi Song nanti kalau dia tahu, di hari ke tiga pernikahan mereka, dirinya dan Taehyung sama sekali belum berhubungan? Bisa-bisa malah lebih bawel.
"Bibi ayo, nanti suami dan anakmu lama menunggu," celetuk Isabelle sambil menuntun Bibi Song keluar kemudian menutup pintu, tak peduli wanita itu seperti masih ingin menyampaikan sesuatu.
Setelah memastikan pintu terkunci sempurna, Isabelle lekas berlari kecil, menapaki undakan demi undakan tangga menuju lantai atas. Debarannya muncul lagi saat menyadari langkah-langkah yang terayun membawanya semakin dekat pada Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scar We Choose ✔
Fanfiction[ Cerita tamat. Chapter lengkap GRATIS! Namun hanya via PDF, dan hanya bagi yang sudah follow + drop email di wall atau kolom komen cerita ] Mature/NC content 🔞 Cerita ini akan banyak sekali unsur dewasanya. Jadi author mohon, jika belum cukup umur...