Hayoooo ni Juki apa tetet :))
.
.
"Kau tinggal membawanya ke Swiss. Kalian tidak akan repot. Semua dokumen, orang-orangku yang akan menyiapkannya."
Taehyung meremat udara kosong dalam genggaman tangannya. Kim Dantae benar-benar keparat sialan! Taehyung tidak pernah menyangka akan terseret begitu jauh, begitu dalam pada permainan tergelap yang pernah ia mainkan.
Kini sudah satu jam berlalu semenjak kepergian Dantae dari rumahnya. Sudah lebih tiga botol soju ia tenggak habis, lebih lima puntung rokok ia sesap. Taehyung kacau. Persetan dengan dua tahun bebas candu. Nyatanya untuk kali ini, pikiran kusutnya itu selaras dengan kepulan asap putih berbau tembakau dan mint yang menguar dari mulutnya.
Perhatian Taehyung teralih manakala bunyi notifikasi pesan elektronik pada ponselnya terdengar, maka ia raih benda pipih tersebut sekaligus membaca pesan yang tertera. Alih-alih meletakkan ponselnya kembali, Taehyung justru melempar benda malang itu ke lantai hingga terbelah menjadi beberapa bagian yang berserakan.
Bukan begini seharusnya resi penyewaan jet pribadi itu ia terima. Bulan madu memang sempat terlintas di pikiran Taehyung dalam beberapa hari belakangan, namun bukan begini caranya. Bukan berasal dari skenario yang sedang Dantae susun. Ini jelas salah.
Satu pertanyaan krusial lainnya menyeruak dalam kepala Taehyung. Jika ia memilih lari dan keluar dari permainan ini, apa kah ia aman? Apakah Isabelle aman?
***
Di dalam taksi yang melaju, Isabelle berkali-kali menghubungi Taehyung, namun sebanyak itu pula balasan yang diterimanya hanya berupa pesan otomatis yang mengatakan bahwa nomor yang Isabelle tuju untuk sementara waktu tak dapat dihubungi.
Taehyung hanya punya satu nomor untuk segalanya, jadi mustahil pria itu membiarkan ponselnya mati dalam jangka waktu yang lama. Bahkan jika terjadi kebakaran, laut pasang, gempa bumi sekali pun, Isabelle yakin, harta satu-satunya yang Taehyung selamatkan hanya selapis pipih benda pintar elektronik tersebut.
"Ah, sial! Ayo lah, ayo lah, jangan begini."
Suara supir taksi yang mengeluh mengalihkan perhatian Isabelle. Dia menurunkan ponselnya ke pangkuan, menunda untuk menghubungi Taehyung. Sikap supir tersebut terlihat ganjil. Belum sempat Isabelle bertanya, tahu-tahu mobil yang ditumpanginya memelan dengan deruan mesin yang makin samar. Taksi yang ditumpanginya itu menepi perlahan hingga akhirnya mati total.
"Pak, kita mogok?" tanya Isabelle memastikan.
Si supir gelisah, lalu melirik Isabelle dari spion dengan ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scar We Choose ✔
Fanfiction[ Cerita tamat. Chapter lengkap GRATIS! Namun hanya via PDF, dan hanya bagi yang sudah follow + drop email di wall atau kolom komen cerita ] Mature/NC content 🔞 Cerita ini akan banyak sekali unsur dewasanya. Jadi author mohon, jika belum cukup umur...