Warn, typo in everywhere
Jangan lupa untuk vote⭐d o u b l e A
E I T H E R D E A T H O R L I F E
•
•
•Setelah perkataan yang dilontarkan Senjuro beberapa hari yang lalu, Miki selalu saja menyempatkan diri untuk berkunjung ke kediaman Rengoku. Selama itu ia belum melihat sosok kepala keluarga pemilik kediaman Rengoku. Miki berkunjung hanya untuk melihat keadaan Senjuro yang sudah ia anggap sebagai adik seperti Tanjiro dan juga Nezuko. Tak jarang ia melontarkan senyuman manis saat dirinya berdiskusi tentang warna semesta. Ia bahkan memperlihatkan ketiga hewan roh miliknya. Tanpa diduga Willy menyukai Senjuro. Kedua kelinci sang gadis pun sangat mudah tertidur di pangkuan pemuda tersebut.
Hari ini ia tidak sengaja berpapasan dengan Kyojuro pada arah pulang. Wajahnya tidak tersenyum seperti biasanya. Kyojuro pun berjalan gontai. Saat atensinya fokus pada sang gadis ia merubah ekspresi wajahnya menjadi riang. Miki sedikit mengerutkan keningnya karena pria api itu sangat mudah merubah ekspresi wajahnya.
"Tamura-san, mau aku antar pulang?" Tawar Kyojuro.
Wajah cantik yang selalu terbalut dengan musim dingin menjawab dengan singkat. "Tidak usah."
Miki sudah menjawab tidak usah. Namun, pria itu tetap saja berjalan di sisi kanan sang gadis. Entah kenapa energi saat melihat wajah pucat dengan genangan darah dan juga beberapa potongan tubuh menjadi hilang saat melihat wajah sang gadis yang bibirnya selalu membentuk garis lurus. Tapi garis lurus itu dapat melengkung ke atas dengan sangat manis dalam waktu tertentu.
"Lagipula ini sudah malam. Tidak baik seorang gadis berjalan sendirian." Kyojuro membuka awal pembicaraan.
Namun, Miki masih saja menutup rapat kedua bibirnya. Seperti enggan membalas perkataan dirinya. Kyojuro tersenyum. Tidak apa-apa jika tidak membalas perkataannya, toh, pria itu sudah sangat senang mengetahui bahwa Miki selalu berkunjung ke rumahnya untuk melatih dan memeriksa keadaan Senjuro.
Miki berhenti melangkahkan tungkainya. Menatap punggung Kyojuro yang besar. Tampak sekali bahwa beban hidup yang ia tanggung sangat besar. Ia dan semua orang dalam dunia ini mempunyai tekad dan tujuan yang sama. Memberantas oni untuk dapat hidup makmur tanpa ada ancaman saat matahari tertutup dari bumi. Gadis itu seperti ingin membelai pelan punggung semua Pilar bahkan Oyakata-sama sekalipun.
Akan tetapi, tugas yang ia emban di dunia ini bukanlah hal sepele seperti memetik bunga dandelion dan meniupnya hingga kelopaknya berterbangan. Hidup ini rumit untuknya. Sangat rumit untuk seorang gadis yang mengemban tugas agar semua orang di sini mengalami hidup yang damai. Tanpa kekuatan Yui, ia hanyalah gadis lemah yang hampir mati dalam jeratan obat bersama para iblis berparas malaikat. Orang-orang yang menyebut diri mereka dokter atau seorang Ilmuwan. Orang-orang yang telah memasukkan berbagai macam obat ke dalam tubuhnya. Bahkan, gadis yang dulu dipuja-puja sebagai anak yang sempurna menjadi cacat baik fisik atau mental.
Ia melihat tubuh Kyojuro yang semakin menjauh. Miki berlari untuk mengejarnya. Jemarinya meraih pelan pergelangan tangan sang pria. Mencengkramnya kuat. Ia tidak akan mengulangi kesalahan lagi seperti saat terlambat menyelamatkan keluarga Kamado. Gadis itu akan menyelamatkan semua orang ada di dunia tersebut.
"Jangan mati." Ucapnya dengan tiba-tiba.
Kyojuro berbalik menatap Miki dengan bingung. Pria itu merasakan cengkraman sang gadis semakin kuat pada pergelangan tangannya. Ia menyingkirkan tangan itu dengan lembut. "Hoho, aku tidak akan mati. Tenang saja!"
Ia kembali berjalan. Sang Pilar sebenarnya ragu. Jantungnya selalu berdetak cepat kala berada di medan pertempuran. Bagian tersesaknya adalah melihat beberapa mayat yang berguguran di bawah. Kyojuro menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Miki dengan parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Either Death or Life (reverse harem); Kimetsu no Yaiba
FanfictionTamura Miki adalah seorang anak yang dijadikan kelinci percobaan oleh Panti Asuhan yang merawatnya sejak kecil. Tubuhnya yang ringkih dimasuki beberapa jenis obat-obatan olen para pria berjas putih. Hidupnya hampa, bagaikan langit malam tanpa Bulan...